Kebiasaan Nyeleneh Gombloh Membagikan Bra ke PSK Dolly

Kebiasaan Nyeleneh Gombloh Membagikan Bra ke PSK Dolly © mili.id

Salah satu album Gombloh (Foto: Ist)

mili.id - Siapa yang tak kenal dengan Gombloh, musisi asal Jombang, yang karya-karyanya abadi hingga sekarang.

Di balik kesederhanaannya, ada sisi sosial yang menjadi kebiasaan Gombloh, yaitu membagikan bra ke para perempuan pekerja seks komersial (PSK).

Baca juga: 2 Rumah Lansia Surabaya Pindah Tangan Usai Diperdaya Anak Kos, Polisi Periksa 5 Saksi

Kebiasaan Gombloh itu diceritakan rekan Gombloh, KH Mas Faiqh Hudin Muhajid Basyaiban kepada mili.id.

"Ada kebiasaan Gombloh ketika mendapatkan rezeki atau uang, selalu bagi-bagi BH (bra)," ujar Gus Hudin-sapaan KH Mas Faqih Hudin Muhajir Basyaiban ketika mengenang hari lahir Gombloh yang jatuh pada hari ini, Rabu (12/7/2023).

Menurut Gus Hudin, sekitar Tahun 1980-an, saat Gombloh masih belum terkenal, dia sudah memiliki kebiasaan yang 'nyeleneh'.

"Waktu itu, saya melihat Gombloh, ketika dapat uang kok selalu bagi-bagi ke PSK di Dolly dan Putat Jaya. Waktu itu Gombloh sebagai pengamen jalanan dan masih belum dikenal dengan lagu-lagunya yang zaman sekarang sebutannya viral," tuturnya.

Gus Hudin sempat menanyakan ke Gombloh apa maksud dan tujuannya bagi-bagi bra ke para PSK.

"Cak, lapo sampean dum-dum kutang. (Cak, kenapa anda bagi-bagi bra)," tanya Gus Hudin.

"Cak, seng dibuntel kutang iki kabeh butuh lan iso ndadikno presiden, isok ndadikno kiai, isok ndadikno sampai preman. Isok ndadikno tokoh sembarang. Semestine kudu dijogo, kudu direkso. Kabeh menungso yo butuh iku. (Cak, yang dibungkus bra ini semua membutuhkannya dan bisa menjadikan presiden, menjadikan kiai, menjadikan preman. Bisa menjadikan tokoh apa pun. Semestinya harus dijaga dan dirawat. Semua manusia membutuhkan itu)," tutur Gus Hudin menirukan jawaban Gombloh.

Gus Hudin menilai bahwa ada makna yang terkandung dengan kegiatan sosial yang dilakukan Gombloh tersebut. Katanya, apa yang dilakukan Gombloh menunjukkan bahwa organ tubuh yang ditutupi oleh bra adalah karunia Tuhan yang luar biasa. Kalau organ tubuh itu dibiarkan begitu saja, seperti sesuatu yang tidak berharga.

"Padahal, menurut agama, manfaat air susu ibu (ASI) begitu hebatnya. Sekitar tiga tahun anak akan tumbuh dengan ASI. Anak bisa berceloteh, ada gizi juga dari yang organ yang dibalut dengan bra ini," tutur putra kiai kharismatik dari Nderesmo Surabaya KH Muhajir Basyaiban itu.

Gus Hudin menyaksikan sendiri waktu di awal-awal perjuangan Gombloh membagikan bra ke para PSK di Lokalisasi Dolly dan Putat Jaya.

Baca juga: 63 Pejabat Pemkot Surabaya Dilantik

"Ya awal-awalnya Gombloh saat membagikan kutang banyak yang menanyakan, kok mek kutang tok, endi duite. (Kenapa hanya bra saja, mana uangnya)," katanya.

Lama kelamaan, para PSK akhirnya dapat menerima pemberian bra dari Gombloh. Bahkan, mereka kadang berebut untuk mendapatkan bra itu.

"Ya akhirnya bisa diterima oleh mereka (PSK). Bahkan ketika Gombloh datang dan bagi-bagi bra, mereka bahagia menerimanya," ujar dia.

Gus Hudin menilai, Gombloh adalah seorang musisi yang peduli dengan moral.

"Pemahaman dalam bentuk filsafat hidup, disadari atau tidak, Gombloh punya kematangan bentuk alami. Itu bisa dibuktikan dengan lagu-lagu yang diciptakannya," jelasnya.

Lagu-lagu yang diciptakan Gombloh dan hitz seperti, Kebyar-Kebyar, Kugadikan Cintaku, Di Radio, dan lagu-lagu lainnya tak lekang oleh waktu.

Baca juga: Perdana Ikut PON, Mahasiswa FBS Unesa Borong 2 Emas untuk Jawa Timur

Gombloh yang lahir pada 12 Juli 1948  dan meningal 9 Januari 1988 itu adalah seorang penyanyi-penulis lagu asal Indonesia. Dia memiliki nama asli Soedjarwoto.

Kedua orangtuanya meninggalkan rumahnya di daerah Genteng, Surabaya akibat Agresi Militer Belanda II dan kemudian menuju Jombang. Gombloh lahir dalam pengungsian mereka di daerah Tawangsari, Kota Santri itu.

Di kemudian hari ia menambahkan sendiri nama 'Soemarsono' di belakang namanya. Jadilah ia bernama lengkap 'Soedjarwoto Soemarsono'.

Semenjak kecil ia juga mendapat julukan Gombloh. Julukan yang sebenarnya bermakna 'Nggomblohi' atau 'pura-pura bodoh', tetapi membawa hoki dalam karier bermusiknya.

 

Reporter: Jajeli Rois

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait