Mili.id - Putra Sulung Bung Karno, Guntur Soekarno menceritakan bahwa ayahnya saat dijatuhkan tidak melakukan perlawanan karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah atau perang saudara. Sedangkan pada peristiwa itu pendukung presiden pertama RI tersebut, disebutkan masih banyak.
Guruh menuturkan, bahwa pendukung Bung Karno yang masih loyal terhadap ayahnya saat adalah Kodam Brawijaya Jawa Timur, Korps Komando Angkatan Laut, Resimen Pelopor Brimob, Kodam Siliwangi.
Baca juga: Lahir 17 Desember 82 Tahun Lalu, Ini Sosok Soe Hok Gie
"Itu masih mendukung,” kata Guntur dalam “Podcast Apa Adanya” seperti dikutip dari kanal YouTube B1 Plus, Jumat (29/10).
Tapi, lanjut Guntur, Bung Karno saat itu menyatakan 'saya tidak akan (melawan), karena kalau terjadi akan ada perang saudara. Kalau terjadi perang saudara, NKRI akan pecah'.
"Itu yang tidak dikehendaki Bung Karno. 'Lebih baik saya yang menjadi korban',” katanya.
Guntur menegaskan, bahwa Bung Karno sejak muda sangat gandrung akan persatuan. Sejak masih di dalam HBS, Jong Java, mendirikan PNI, memimpin Partindo.
Baca juga: Timnas Jepang Tak Gentar Main di Kandang Indonesia
"Itu dari dari dulu gandrung persatuan, persatuan, persatuan. Bung Karno tidak mau apa pun yang terjadi, negara dan bangsa ini pecah,” tutur Guntur.
Guntur menilai perlakuan rezim Orde Baru (Orba) terhadap ayahnya sangat tidak manusiawi. Hanya rakyat Indonesia yang tetap menghormati dan mengagumi Bung Karno saat akhir hayatnya. Lantas ia menceritakan saat waktu Bung Karno meninggal, kemudian Soeharto menetapkan Bung Karno harus dimakamkan di Blitar.
"Saya kan ikuti terus perjalanan itu, mulai dari naik pesawat turun di Malang, lalu dengan kendaraan ke Blitar, itu di jalan yang namanya rakyat menyambutnya luar biasa,” kenang Guntur.
Baca juga: Angkat Isu Organisasi Terlarang di Pilkada Jember, Hasto: Itu Sudah Tidak Relevan
“Bunga-bunga selalu ditebar oleh rakyat tanpa diperintah." ucap nya.
Menurutnya, rasa penghargaan dari rakyat sampai sekarang tidak ada berkurangnya (terhadap sosok Bung Karno).
"Masalahnya, dulu pemerintah intinya itu (tidak manusiawi) terhadap Bung Karno. Ya begitulah,” demikian Guntur. (BS)
Editor : Redaksi