Mojokerto - PT Petrokimia Gresik dan PT Sinergi Gula Nusantara panen tebu masa tanam 2022-2023 di Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
Kolaborasi dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga siap mewujudkan swasembada gula konsumsi di tahun 2028 dan swasembada gula industri tahun 2023 melalui Program Makmur.
Baca juga: Genjot Swasembada Pangan Nasional, Grobogan Fokus Dongkrak Hasil Pertanian
Program Makmur untuk komoditas tebu pada Musim Tanam (MT) 2022/2023 di Kabupaten Mojokerto sudah menghasilkan panen tebu sebanyak 160.000 ton. Sementara itu, MT 2023-2024 telah dilakukan perluasan tanam seluas 5.628 hektare (ha) dengan jumlah petani tebu 719 orang.
Baca juga: Bupati Mojokerto Pecat Oknum ASN yang Sebelumnya Tepergok Suaminya Selingkuh
Program Makmur bertujuan untuk memberikan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi, dengan target peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Program Makmur PT Sinergi Gula Nusantara memiliki sebaran wilayah realisasi. Hingga bulan Juli 2023 untuk Pabrik Gula Gempolkrep Mojokerto, Jawa Timur, memiliki luas lahan 5.628 Hektar dengan jumlah petani 719.
Direktur Produksi dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara, Mahmudi mengatakan bahwa berdasarakan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 40 tahun 2023 harus mewujudkan swasembada gula konsumsi di tahun 2028 dan swasembada gula industri tahun 2030.
"PTPN Grup harus mewujudkan tahun 2028 swasembada gula, tentunya melalui Program Makmur ini merupakan satu saran yang luar biasa untuk bersama-sama mewujudkan untuk meningkatkan produktifitas," kata Mahmudi Rabu, (9/8/2023).
Ia menambahkan, bahwa pihaknya terus menerus bersinergi dalam upaya terus meningkatkan produktifitas gula setiap hektarnya. Tentu hal ini adalah tren positif bagi produktifitas gula.
"Bersama petani yang saat ini masih 70 ton per hektar, menuju 90 ton per hektar. Hari ini kita saksikan bersama 160 ton per hektar dengan Program Makmur. Ini adalah satu langkah yang cerah atas tugas daripada negara," jelasnya.
Menurut Mahmudi, bahwa kebutuhan gula nasional adalah 3,2 juta ton pertahun. Saat ini angka produksi gula di Indonesia masih butuh untuk ditingkatkan.
"Saat ini produksi gula kita 2,3 juta ton, tahun 2028 kita memiliki target 4,6 juta ton. Ini bisa kita akselerasi yaitu melalui perluasan lahan, atau ekstensifikasi. Yakni PTPN Group dalam hal ini SGN harus menambah luasan 179 ribu hektar," ungkap Mahmudi.
Peningkatan produktifitas, luasan lahan, peningkatan rendemen adalah hal yang menjadi tugas besar PT SGN di bawah PTPN Grolup.
"Terus memerhatikan tugas dari pemerintah 2028 swasembada gula konsumsi, tahun 2030 swasembada gula industri. Serta menyediakan Bioetanol 1,2 juta kiloliter," tuturnya.
Sementara itu, Dirut PT Petrokomia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan bahwa di bawah Pupuk Indonesia Holding Company, PT Petrokimia Gresik mendukung untuk terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi.
"Kebutuhan gula konsumsi di Indonesia adalah 3,2 juta ton. Masih diperlukan sekitar 20 persen lagi dari impor. Maka, perlu terus meningkatkan produktifitas. PT Petrokimia bersama anak perusahaan kami PT Petrokimia Kayako dan PT Petrosida untuk penyedia pestisida. Kami juga menyiapkan mobil uji tanah, untuk treatment tanah sehingga kami memberikan kapur pertanian," terang Dwi Satriyo Annugoro.
Khusus untuk menyiapkan peningkatan produktifitas tebu, PT Petrokimia Gresik secara khusus menyediakan pupuk tersendiri.
"Kami menyediakan pupuk khusus untuk tebu, namanya pupuk Petroken. Jadi ini adalah hasil penelitian kami di PT Petrokimia Gresik dan tahun ini akan kita gunakan di tanah demplot ini," terang Dwi yang merupakan mantan Dirut PT Perkebunan Nusantara IX ini.
Dirut PT Petrokimia juga menjelaskan, bahwa mengingat Perpres nomor 40 tahun 2023, terus terjadi peningkatan produktifitas dan rendemen.
"Harapannya tugas Presiden RI agar swasembada gula ini dapat tercapai. Ini kami dapatkan dari 120 ton per hektar, terjadi kenaikan menjadi 160 ton per hektar, ditambah rendemen ini juga naik dari 7,35 menjadi 8,5 persen. Artinya dari sisi produksi naik, angka rendemennya juga naik. Kami siap mensupport bersama PT SGN dan tentunya kami siap berkontribusi untuk peningkatan produktifitas dan kesejahteraan petani," pungkasnya.
Editor : Redaksi