Selamat datang di mili.id - Platform Berita Terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai dari berita nasional hingga internasional, hanya di mili.id.

Pembelajaran Berbasis Steam Dikenalkan Sampoerna Academy, Apa Itu?

Pembelajaran Berbasis Steam Dikenalkan Sampoerna Academy, Apa Itu? © mili.id

Sampoerna Academy kenalkan pembelajaran berbasis steam (Foto: Rachmad FT/mili.id)

Surabaya - Sampoerna Academy sebagai pelopor sekolah antarbudaya dan pionir STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, & Mathematics) di Indonesia, telah meresmikan kampus keduanya di Grand Pakuwon, Surabaya.

Dalam rangkaian acaranya juga diadakan diskusi mengenai pentingnya kompetensi abad 21 pada masa periode emas anak, demi terciptanya generasi unggul masa depan.

Baca juga: Persebaya Gagal Menang 6 Kali Beruntun, Paul Munster Terancam

Pendidikan berbasis STEAM di Sampoerna Academy dirancang untuk mempersiapkan anak belajar berpikir dengan memperkuat 5 komponen penting yang disebut 5C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character).

Kompetensi 5C menjadi sangat penting bagi anak untuk mempersiapkan mereka menjawab tantangan abad 21 yang tentunya berbeda. Selain itu, kemampuan mereka berpikir kritis dalam memecahkan masalah terus diasah, sehingga mendorong mereka untuk menjadi inovator yang mampu berdaya saing global.

Seperti disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada peresmian Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, bahwa pemerintah memiliki target penguatan kualitas sumber daya manusia demi menuju Indonesia Emas 2045.

"Mengenai pedagogi STEAM yang diterapkan oleh Sampoerna Academy akan mendukung perkembangan otak kanan dan kiri secara berkesinambungan, dengan pembentukan karakter yang kuat. Sehingga karakter sangat dibutuhkan karena untuk menjadi teknokrat harus memiliki sentuhan humanis di dalamnya. Dan inilah yang menjadi kekuatan bagi Sampoerna Academy," ujar Khofifah.

Sementara Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Campus, Anushia Senthevadivel menjelaskan bahwa STEAM itu akan memandu siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup, memiliki ketangguhan menghadapi tantangan masa depan.

"Dalam pendidikan STEAM, siswa didorong untuk belajar secara holistik termasuk penerapannya dalam situasi kehidupan nyata. Hal ini akan membantu peserta didik dalam hal menjadi pemecah masalah dan komunikator yang hebat," ungkap Anushia, Jumat (25/8/2023).

Kompetensi 5C merupakan soft skill di dalam diri anak yang perlu ditumbuhkan sejak usia dini karena keterampilan ini dapat menjembatani kecerdasan dan pengetahuan anak dengan peran nyata mereka di lingkungannya.

Baca juga: KA Commuter Blorasura Tabrak Ertiga di Perlintasan Asemrowo Surabaya

"Pada masa periode emas, menjadi sangat penting untuk mulai membiasakan anak dengan pembelajaran dan aktivitas yang memiliki muatan 5C. Karena di usia ini anak mempunyai inisiatif yang sangat besar untuk mengembangkan dirinya," urainya.

Hal ini diperkuat dengan menghadirkan pendidikan kelas dunia disekolahnya untuk mendorong akselerasi lahirnya generasi muda berkualitas di Indonesia yang berdaya saing global.

"Tugas kami sebagai pengajar untuk mengembangkan kompetensi 5C dalam lingkungan belajar yang menyenangkan, yang dapat mereka terapkan di kehidupan nyata," tandas Anushia.

Psikolog Anak, Elisabeth Santoso yang turut hadir dalam acara ini menyebutkan, bahwa peran sekolah dalam mengembangkan kompetensi 5C menjadi sangat penting.

Hal penting dalam mengembangkan Kompetensi 5C yang pertama adalah peran guru yang dapat menjadi role model bagi para muridnya. Karena anak belajar dari melihat orang lain dalam membawa dirinya masing-masing, di mana dalam konteks sekolah, guru merupakan sosok yang sering berinteraksi dengan anak.

Baca juga: Pemkot Surabaya Lelang 67 Motor 7 Mobil Tahap Pertama di Tahun 2025

Kedua, sekolah tidak hanya memberikan materi akademik, namun sekolah menjadi sarana untuk mempraktekan soft skill-nya. Yang ketiga, diluar pelajaran, sekolah juga menjadi sarana untuk anak berinteraksi dekat dengan teman-teman dan gurunya.

"Maka dari itu, sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang membuat anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, menyediakan pembelajaran tentang anti bullying, toleransi, empati terhadap teman dan sesama, serta mengajarkan nilai-nilai karakter," jelas Elisabeth.

Selain sekolah, peran orang tua juga penting dalam mengembangkan Kompetensi 5C. Seperti halnya yang dilakukan Model dan ratu kecantikan Indonesia, Margenie MG menyekolahkan ketiga anaknya di Sampoerna Academy menyadari bahwa tugas mendidik anak masa kini, bukan hanya tugas sekolah, tetapi juga orang tua.

"Saya merasa penting untuk mendorong growth mindset bagi anak-anak saya. Terkait hal ini, saya sering mengajak anak-anak berdiskusi tentang banyak hal dan mendengarkan pendapat mereka. Selain itu, saya juga sering mengajak mereka untuk mencoba berbagai hal baru yang mungkin dapat dijadikan passion atau hobi mereka," ungkapnya.

"Hal seperti ini akan sangat baik untuk anak belajar keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan perubahan. Dan saya sangat satisfied dengan segala yang dipersiapkan pihak sekolah mulai dari fasilitas hingga para pengajar yang sangat ready mempersiapkan anak-anak datang ke lingkungan sekolah dengan hati yang bahagia," tandas Elisabeth.

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait