Surabaya - Lima Mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), berhasil membuat pelepah pisang menjadi produk kerajinan tangan berberdaya jual.
Mereka adalah Fatmah Lailatul Zahroh (Pend. Teknik Mesin), Rizdana Galih Pambudi (Pend.Teknik Mesin), Edwin Fitkirana (Pend. Teknik Mesin), Mochammad Hildad Ajiban (Pend. Teknik Mesin), dan Wulan Mel Sandy (Pend. Akuntansi).
Baca juga: Mahasiswa Universitas Petra Surabaya Tewas, Disebut Ada Dua Orang Coba Bunuh Diri
Di tangan mereka, pelepah pisang berubah menjadi vas bunga, kotak pensil, kotak tisu hingga tas jinjing dan lain-lain. Produk tersebut bisa menjadi hiasan di rumah pun bisa menjadi bingkisan atau cinderamata bagi yang berkunjung ke Surabaya atau Jawa Timur pada umumnya.
Ketua tim PKM - K Unesa, Fatmah Lailatul Zahroh mengatakan, selain misi lingkungan, di balik produk yang mereka lahirkan itu juga mengandung misi pengenalan budaya yang dilengkapi dengan atribut (gambar) tradisi-budaya Jatim seperti Tari Reog Ponorogo, Remo, Karapan Sapi Madura, Tari Gandrung dan Tari Tiban.
“Pengguna produk ini sekaligus bisa memperluas pengetahuan tentang budaya,” ujar Fatmah, Sabtu (23/9/2023).
Dia menambahkan, gambar ikon budaya Jatim yang ada di produk tersebut berbasis augmented reality (AR) yang dikombinasikan dengan aplikasi ‘Gedebog IDN: Pengenalan Budaya’ yang juga mereka rancang.
Aplikasi yang sudah tersedia di Play Store itu terdiri dari sejumlah fitur seperti kamera scan yang jika diarahkan kepada gambar yang ada di permukaan produk, secara otomatis aplikasi akan menampilkan informasi visual 3D terkait budaya tersebut.
Baca juga: Sebelum Tewas, Mahasiswa UK Petra Surabaya itu Pernah Coba Bunuh Diri
"Misalnya yang scan gambar Reog Ponorogo, maka visual 3D Reog akan muncul dengan gerakan tarian dan musik khas Reog," bebernya.
Sementara itu Dosen pembimbing, Dr. Yunus, M.Pd. menambahkan, aplikasi itu juga memuat penjelasan yang mendalam tentang asal-usul, makna, dan sejarah budaya tersebut. Dengan cara ini, customer atau wisatawan bisa belajar, memahami dan menghargai warisan budaya Jawa Timur.
"Ini yang dinamakan solusi lingkungan berkelanjutan. Sehingga perlu diapresiasi dan mendukung ide mahasiswa. Sebab, dapat mengenalkan budaya unggulan masyarakat Jatim kepada masyarakat luas, utamanya pelancong dari berbagai negara lain," beber Yunus.
Baca juga: Mahasiswa UK Petra Surabaya Bunuh Diri: Alami Depresi Berat, Disebut Kerap Dibully
"Inovasi ini juga dapat mengatasi persoalan limbah pelepah pisang yang banyak dikeluhkan. “Ini bagian dari konsep dan solusi pengelolaan limbah untuk lingkungan berkelanjutan,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, limbah pelepah pisang banyak di Indonesia. Terlebih di berbagai perkebunan, banyak dan sampai menumpuk. Selama ini, memang banyak yang berusaha mengolah limbah pelepah pisang, seperti menjadi campuran pupuk organik, pakan ternak alami hingga keripik.
“Itu belum cukup sebagai solusi untuk mengatasi persoalan limbah pisang ini. Dibutuhkan inovasi lain agar limbah ini bisa bermanfaat dan berdaya jual. Para mahasiswa kami cari solusi, riset dan akhirnya memutuskan membuat kerajinan tangan yang berdaya jual dengan misi kebudayaan,” pungkasnya.
Editor : Redaksi