Probolinggo - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo meningkat di tahun 2023. Bahkan, hingga September 2023 sudah ada ratusan pasien DBD, dengan belasan meninggal dunia dan jumlah itu jauh meningkat dibandingkan tahun 2022.
Data yang diperoleh Mili.id dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, hingga pekan ketiga Bulan September 2023 total sudah sebanyak 315 warga terjangkit DBD dan dari jumlah itu sebanyak 18 orang meninggal dunia di beberapa kecamatan.
Baca juga: Perguruan Silat Se-Kabupaten Probolinggo Ikrar Damai Pilkada 2024
Dari 18 orang meninggal dunia akibat DBD di antaranya, Kecamatan Bantaran 1 orang, Paiton 2 orang, Banyuanyar 1 orang, Tiris 1 orang, Tongas 1 orang, Gending 3 orang, Maron 1 orang, Kraksaan 3 orang, Pakuniran 1 orang, Krejengan 2 orang, dan Pajarakan 1 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Veronica mengatakan, sedangkan untuk data pasien DBD di tahun 2022 sebanyak 274 pasien terjangkit DBD dan tercatat sebanyak 13 pasien meninggal dunia.
"Peningkatannya terjadi di musim kemarau. Oleh karena itu, kami saat ini memantau kecamatan yang angka kematian pasien lebih 1 (Gending, Kraksaan, Paiton, Krejengan). Sampai pekan ketiga September ini total semua 18 pasien meninggal dunia," kata dr. Dewi, Senin (2/10/2023).
Baca juga: Mobil Kru TvOne Kecelakaan di Tol Pemalang, 3 Korban Meninggal Dunia
Dari peningkatan kasus DBD di tahun 2023 ini, dr. Dewi meminta agar masyarakat tidak menganggap DBD sebagai demam biasa. Sebab, jika orang terjangkit DBD telat ditangani, dampak fatalnya bisa sampai menyebabkan pasien meninggal dunia.
"Sosialisasi rutin seperti pengetahuan dasar, mulai pencegahan hingga penanganan sudah dilakukan. Juga melalui gerakan seperti kepala keluarga harus melakukan 1 rumah 1 juru pemantau jentik hingga melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus," tutur dr. Dewi.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Polres Probolinggo Kota Deklarasi Damai Antar Perguruan Silat
Selain itu, mantan Kasi P3M Dinkes Kabupaten Probolinggo itu juga mengimbau, masyarakat agar aktif memberantas sarang nyamuk di sekitar rumah atau lingkungan sekitarnya. Karena, tindakan paling efektif dalam mencegah DBD ini harus dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"Kalau untuk fogging sendiri adalah tindakan pendukung yang dilakukan di tiap-tiap daerah yang terdapat kasus kematian pasien akibat terjangkit DBD. Kami juga sudah bersurat ke pemerintah daerah untuk menetapkan KLB (Kasus Luar Biasa) terkait peningkatan ini," pungkasnya.
Editor : Aris S