Tim dosen Teknik Sistem Perkapalan UHT Surabaya bersama pihak ponpes.
Surabaya - Tim peneliti Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) dengan membikin alat penjernih air tenaga surya bagi daerah yang kekurangan air bersih dan listrik.
Tim yang pimpin oleh dosen Teknik Sistem Perkapalan UHT Surabaya, Erik Sugianto itu, mengaplikasikan teknologi tersebut di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Karimiyyah, Desa Braji, Kabupaten Sumenep pada Sabtu (7/10/2023).
Tim Pengmas UHT ini terdiri dari tiga dosen dari Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan UHT, Erik Sugianto, Belly Yan Dewantara dan Hadi Prasutiyon serta melibatkan enam mahasiswa semester lima dan tujuh. Dalam kunjungannya dalam kegiatan pengmas itu diterima dan disambut baik oleh pengasuh ponpes Al Karimiyyah, H Reeza Aulya Akbar dan dr Virzannida Busyro.
Baca juga: Nelayan asal Pulau Raas Sumenep Ditemukan Tewas di Pantai Jangkar Situbondo
Dijelaskan ketua tim Peneliti sekaligus dosen Teknik Sistem Perkapalan UHT Surabaya, Erik Sugianto, bahwa pengabdian masyarakat yang dilaksanakan bersama timnya itu mendapat dana hibah dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
"Kami mengajukan proposal skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM), Alhamdulillah tahun 2023 ini didanai," kata dosen lulusan Taiwan ini.
Menurutnya, Sistem Reverse Osmosis yang diimplementasikan itu menggunakan teknologi canggih dalam proses penyaringan air di dukung sumber listrik dari panel tenaga surya. Sehingga sistem ini mampu mengolah air sumur menjadi air berkualitas siap diminum.
Keberhasilan proyek ini tidak hanya mendorong akses terhadap air bersih yang aman, tetapi juga mengedukasi masyarakat sekitar mengenai manfaat teknologi hijau serta keberlanjutan lingkungan.
"Info yang kami dapat dari pengasuh pesantren. Sebelum alat ini ada, santri minum langsung dari kran dan tidak sehat. Alat ini membantu menjernihkan air sehingga layak minum," jelas Erik.
Ia menambahkan, bahwa air yang hasil alat ini sudah di tes. Hasilnya menunjukan nilai Parts per million (PPM) sebesar 26, sedangkan standar aman air layak minum adalah dibawah 100.
Baca juga: Pangdam V/Brawijaya Dampingi Kunker KSAD di Mojokerto
Kemudian Erik menjelaskan bahwa implementasi sistem reverse osmosis dengan sumber listrik tenaga surya ini adalah langkah signifikan dalam memperkuat kemitraan antara UHT dan masyarakat.
"Kami berharap bahwa proyek ini mengurangi sedikit masalah yang ada di masyarakat terutama di pondok pesantren, semoga kedepan kami bisa melakukannya di tempat-tempat lain yang membutuhkan," harapnya.
Inovasi ini merupakan bukti nyata bagaimana teknologi dan energi terbarukan dapat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat.
Dengan pemasangan alat di asrama putri Pondok Pesantren Al-Karimiyyah, Fakultas Teknik Dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah Surabaya tidak hanya sekedar memberikan solusi untuk penyediaan air bersih, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Perceraian di Sumenep Meningkat, Penyebabnya Bikin Ngelus Dada
"Proyek ini tidak hanya mengatasi masalah akses terhadap air bersih, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana teknologi ramah lingkungan dapat menjadi solusi bagi tantangan global. Diharapkan, kolaborasi semacam ini akan terus berlanjut demi kemajuan bersama yang berkelanjutan," ungkapnya.
Sementara itu Pengasuh ponpes Al-Karimiyyah, Hj dr Virzannida Busyro mengaku sangat merasakan manfaat adanya alat penjernih air tenaga surya yang diberikan oleh tim peneliti UHT Surabaya yang sedang melakukan pengabdian masyarakat di ponpesnya.
Pasalnya pondok yang menampung 250 santriwati dan khusus untuk menghafalkan Al Quran. Ini sebelumnya menggunakan air kran untuk minum oleh para santriwati. Diakuinya hal tersebut kurang sehat namun karena kondisi sehingga belum bisa mengatasi masalah tersebut.
"Kami paham ini kurang sehat, Alhamdulillah dengan bantuan alat ini bisa mengatasi masalah tersebut. Kami merasa sangat terbantu dengan hadirnya alat ini. Air bersih sangat penting dalam menjaga kesehatan santriwati kami. Kami mengapresiasi upaya UHT dan Kemdikbud Ristek dalam membantu kami," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyyah, Hj dr Virzannida Busyro.
Editor : Achmad S