Mojokerto - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto secara serius ingin menaikkan daya saing batiknya yang khas motif Majapahit. Berbagai upaya dilakukan mulai dari pelatihan membatik, pembangunan sentra IKM batik, pelaksanaan event tahunan Mojo Batik Festival, hingga memberangkatkan puluhan perajin lokal untuk studi tiru ke Kota Batik Pekalongan.
Kegiatan pelaksanaan yang digawangi oleh Diskopukmperindag Kota Mojokerto berlangsung selama dua hari ini dalam rangka meningkatkan daya saing produk batik Kota Mojokerto beserta turunannya. Yakni, sejak Sabtu (28/10/2023) hingga Minggu (29/10/2023).
Baca juga: Peduli Banjir di Kota Mojokerto, Lions Club Kirim Ikan Kemasan hingga Kaos
Puluhan perajin batik Kota Mojokerto melakukan studi tiru ke Kota Pekalongan, pada Sabtu (28/10/2023) hingga Minggu (29/10/2023).(foto Humas Pemkot Mojokerto for mili.id)
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau biasa disapa Ning Ita memimpin langsung studi tiru puluhan perajin lokal Kota Onde-Onde ini yang pelaksanaannya juga bertepatan dengan momen Pekan Batik Nusantara (PBN) 2023 Pekalongan.
Ani wijaya Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto Ani Wijaya menjelaskan, selain ke PBN, studi tiru juga dilakukan di Sentra Batik Tobal, Watu Salam Textil dan distributor warna sintetis.
"Kita memilih ke sentra batik Tobal karena sudah eksis sejak 1971 dan sudah merambah pasar ekspor batik selama puluhan tahun. Sedangkan ke Watu Salam Tekstil serta distributor warna sintetis untuk belajar mengenali berbagai macam jenis kain serta berbagai macam jenis pewarnaan dan tekniknya," ujar Ani.
Ani juga mengatakan, jika kunjungan ke Pekalongan momennya sengaja dibarengi dengan agenda PBN 2023. Selain meninjau pameran, para perajin juga diajak melihat secara langsung Pekalongan Batik Fashion on The Street.
Baca juga: 2.859 Warga Terdampak Banjir, Begini Langkah Pemkot Mojokerto
"Kita kan juga punya event tahunan Mojo Batik, harapan kita dengan studi tiru ke PBN bisa menjadi motivasi dan inspirasi para perajin batik Kota Mojokerto untuk lebih bersemangat lagi menyemarakkan dan mensukseskan Mojo Batik dengan kreasinya," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menambahkan, Pemkot Mojokerto ingin belajar dan meniru inovasi-inovasi yang dimiliki Pemkot Pekalongan. Khususnya, berkaitan dengan industri batiknya.
"Kita ingin belajar semua aspek yang ada pada batik, baik dari proses produksi batik, pembuatan alat dan prasarana batik serta manajemen pemasaran produk batik," ujar Ning Ita.
Petinggi Pemkot ini menyebut, belakangan Batik Kota Mojokerto yang mengusung kearifan lokal Majapahit dalam motifnya, mulai mendapat tempat di hati pecinta batik. Geliat itu tidak saja dirasakan secara lokal kedaerahan namun juga secara nasional.
Baca juga: Pemkot Mojokerto Gelar Rapat Terbatas Penanganan Bencana
"Produk batik kita beserta turunannya sudah bisa menembus Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW), ini sesuatu yang luar biasa. Karena untuk bisa tampil di pentas tersebut tidaklah mudah. Sebab event tahunan yang digelar Kementerian Perdagangan ini banyak di isi oleh desainer dan brand ternama kaliber nasional," ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya terus berupaya menggali potensi batik Kota Mojokerto agar terus eksis di panggung nasional dan produknya juga diminati pasar. Apalagi tahun depan Kota Mojokerto juga sudah memiliki sentra IKM Batik.
"Kalau batik Pekalongan bisa menembus pasar ekspor, kita yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya Majapahit juga pasti bisa. Karena banyak kearifan lokal yang bisa digali untuk dijadikan motif, tinggal bagaimana mencari terobosan agar batik kita lebih dikenal dan digandrungi pasar," Ning Ita memungkasi.
Editor : Aris S