Harga Cabai Rawit di Banyuwangi Melejit Tembus Rp 75 Ribu Per Kilo

Harga Cabai Rawit di Banyuwangi Melejit Tembus Rp 75 Ribu Per Kilo © mili.id

Berliana Wati (36), salah satu pedagang sembako di Pasar Genteng 2. (Foto: Eko Purwanto/mili.id)

Banyuwangi - Harga cabai rawit merah di Pasar Genteng 2, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, tembus harga Rp 75 ribu per kilogram. Meroketnya harga cabai ini begitu cepat.

Padahal, pada Jumat (27/10) lalu harga cabai rawit merah berada di kisaran Rp 58 per kilogram. Hingga empat hari berselang harga sudah menembus Rp 75 ribu per kilogram.

Baca juga: Adu Banteng Truk Vs Xenia di Wongsorejo Banyuwangi

Kenaikan harga yang begitu cepat ini diungkapkan Koordinator Pasar Genteng 2, Teguh Hadi Pramono. Hal itu berdasarkan pantauan harga pedagang sembako Pasar Genteng 2, Selasa (31/10).

"Tadi temen-temen cek di lapangan harganya ada yang Rp 72 ribu, Rp74 ribu dan Rp75 ribu per kilogram. Harga terus naik dalam tiga hari belakang " katanya.

Kenaikan harga juga diikuti komoditi cabai rawit hijau. Kenaikan mencapai Rp 10 ribu terhitung hari Jumat (27/10) lalu. Di mana harga saat itu berada di kisaran Rp 35 ribu. Namun, pantauan harga hari Selasa ini, harga cabai rawit hijau sudah menyentuh angka Rp 45 ribu.

Kenaikan harga cabai ini, jelas Teguh, diduga akibat banyaknya petani yang gagal panen. Itu berkaitan erat dengan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah.

"Banyak yang gagal panen, sehingga mempengaruhi stok di sini. Bahkan sampai mendatangakn dari luar daerah,” jelasnya.

Baca juga: Hadapi Pilkada 2024, Ini Pesan Kapolresta Banyuwangi yang Baru pada Personelnya

Tidak hanya itu, jelas dia, kesulitan pupuk yang tengah dialami para petani juga memperparah kondisi ini. Sehingga berdampak pada buruknya hasil panenan

“Dari yang kami tangkap di lapangan seperti itu, yang dikeluhkan para pemasok cabai bagi pedagang di sini,” ungkapnya.

Kenaikan harga komoditas cabai rawit ikut berdampak psikologis bagi pedagang. Pedagang enggan membeli stok banyak di tengkulak. Hal itu dikarenakan daya beli masyarakat yang mulai berkurang.

Baca juga: Terpergok Mencuri, Pelaku Pukul Mahasiswi Banyuwangi Gunakan Gagang Pacul

"Mau stok banyak takut gak laku. Toh nanti bisa busuk dan gak bisa kulakan lagi," ujar Berliana Wati (36), salah satu pedagang.

Berliana menyatakan, hanya membeli separuh dari jumlah stok cabai yang biasa ia pajang. Jiak sebelumnya 20-30 kilogram. Sekarang tak sampai seperempat dari total kulakan tersebut.

“Ambilnya di tengkulak sudah mahal, kalau ambil banyak dan jualnya susah, bisa-bisa rusak di gudang,” tandasnya.

Editor : Aris S



Berita Terkait