Surabaya - Komunitas Begandring Soerabaia atau para pegiat heritage, budaya dan sosial menggelar Talkshow budaya untuk membumikan Aksara serta sebagai mitigasi hilangnya Aksara Jawa.
Talkshow yang mengusung tema Budaya Aksara Jawa di Surabaya ini dilaksanakan di Sono Kembang 02, Surabaya.
Baca juga: Dukung Indonesia Emas 2045, UC Surabaya Dorong Mahasiswa Ikut Program Fast Track
Acara ini bermula dari kebijakan yang dinisiasi Begandring Soreabaia, yang diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Kemudian, Nanang Purwono menggandeng pegiat dan Instansi lain untuk menggelar acara ini dalam rangka membumikan Aksara Jawa di Surabaya.
"Pak wali sudah membuka kebijakan itu, tinggal bagaimana kemudian kita warga kota membumikan, melakukan kegiatan-kegiatan yang dasarnya adalah aksara Jawa," ungkap Ketua Begandring Soreabaia, Nanang Purwono setelah ditemui usai Talkshow di Jalan Sono Kembang 02, Surabaya, Selasa (31/10) Malam.
Sebagai rangkaian acara Beyond Vision sebelumnya, ia mengajak SMA Kristen Masa Depan Cerah (MDC) dan mahasiswa berbagai daerah untuk menuliskan aksara Jawa di sebuah kain.
"Sekolah itu menjadi sekolah pertama. Apalagi mereka bukan pribumi Indonesia tapi turunan. Ini menarik sekali, justru mereka yang belajar bersama-sama mengajak kita semua melakukan gerakan menuliskan aksara Jawa. Jadi itu aksi yang kita lakukan di pagi hari. Juga ada rekan-rekan dari 35 mahasiswa, dari berbagai daerah. Seperti Makassar, dan Aceh," tutur Nanang.
"Hal ini juga menjadi kesempatan mereka ikut merasakan menuliskan aksara lokal Jawa. Tempat bagi mereka untuk merasakan Nusantara, melalui aksara jawa. Itu yang kita lakukan dalam rangka merealisasikan gerakan menulis aksara jawa," tegasnya.
Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) AH Thony juga turut berperan besar dalam acara yang dilakukan untuk mitigasi hilangnya Aksara Jawa.
"Saya pikir tepat, tema ini acara ini adalah sebuah mitigasi hilangnya sebuah aksara jawa yang ada di Nusantara. Sadar betapa kita sudah kehilangan banyak hal, tentang kemampuan peradaban kita," kata Thony.
Baca juga: Unesa Kenalkan Tari Lerok Lelono dan Prawira Wengker di Bangkok Thailand
Thony juga menjelaskan untuk menghancurkan bangsa terdapat 3 cara yang bisa digunakan.
"Bahwa untuk menghancurkan sebuah bangsa, itu ada 3 hal yang dilakukan, pertama mengaburkan sejarahnya. Lalu menghancurkan bukti-bukti atau artefak sehingga tidak bisa dikaji dan diteliti. Lalu, menjauhkan mereka dengan leluhurnya, dengan mengatakan bahwa kita adalah suatu bangsa yang bodoh," jelasnya.
Ia menerangkan bahwa setelah acara ini, akhirnya Aksara Jawa yang muncul di Surabaya, dapat membangun kesadaran seluruh elemen masyarakat.
"Akhirnya kan Aksara Jawa yang muncul di sini, bisa menghentak di berbagai tempat. Banyak yang kita syukuri mengikuti ini. Kita tidak pandang bahwa mereka memgekor, tidak. Tetapi dari Surabaya membangun sebuah kesadaran. Kita bangkit dari kesadaran, lalu diikuti yang lain. Nah dari sini, akhirnya acara yang tadi itu kami memaknai ini membangun kesadaran bersama, untuk bangkit bersama dalam rangka menunjukkan jati diri kita yang sesungguhnya," tandasnya.
Tak kalah penting, Ita Surojoyo sebagai penulis buku dongeng menggunakan aksara Jawa dan berbahasa Jawa mengambil peran penting ketika inisiasi peresmian kebijakan tentang Aksara Jawa di Surabaya.
Baca juga: Program Studi Magister Manajemen Untag Surabaya Raih Akreditasi Unggul
Sekilas tentang judul buku dongeng yang ditulis Ita Surojoyo, Titi Tikus Ambeg Welas Asih. Menceritakan sebuah Titi si tikus yang suka menolong, Titi juga menggunakan bahasa krama Inggil ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Buku dongeng tersebut banyak didonasikan kepada guru, taman baca dan beberapa sekolah.
"Sebenernya buku ini tidak 100 persen komersil ya. Karena, saya sumbangkan di sekolah di Jogja, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kalau di Jawa Timur lebih banyak di Jember, karena disana ada temen saya Kepala Sekolah. Dia membeli buku saya, lalu disumbangkan ke sekolah-sekolah. Kemudian taman baca, saya kasih. Memang kampanye literasi," jelas Ita.
Ita berharap kedepannya di setiap gawai akan dilengkapi keyboard Aksara Jawa. Ia juga mengaku kalau bergabung dalam pendaftaran SNI keyboard Aksara Jawa di UNESCO.
"Harapannya, setiap gadget yang masuk ke Indonesia, sudah terinstall dengan Aksara Jawa. Kalau handphone dengan aksara Korea, Jepang itu sudah otomatis disetting seperti itu. Kalau Jawa, ini baru saja bisa. Karena 2022 saya ikut tim SNI keyboard Aksara Jawa ke UNESCO," harapnya.
Editor : Aris S