Surabaya - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair, CA (21) disebut tidak pernah tercatat berkonsultasi di help center kampus setempat.
Selama pertengahan semester ganjil 2023/2024, dari ribuan mahasiswa Unair, help center hanya menerima 132 mahasiswa yang melalukan konsultasi. Terhitung sekitar 200 mahasiswa selama satu tahun.
Baca juga: Wanita Renta Tewas Tertemper KA Mutiara Selatan di Mojokerto
Dari ratusan mahasiswa, nama mendiang CA tidak tercatat atau tidak pernah melakukan konsultasi di Help Center Unair tersebut.
"Sejauh ingatan saya, nama almarhumah itu tidak ada. Jadi belum pernah," ungkap Ketua Tim Help Center (HC) Unair, Pujo Sakti Nur Cahyo ditemui di Aseec Tower Kampus B Unair, Senin (6/11/2023) sore.
"Apakah mungkin menghubungi secara anonim, itu jelasnya kita gak tahu. Tapi pasti kami tanya minimal darimana (jurusannya). Beliau kan angkatan 2019, dari fakultas tersebut. Sepertinya belum ada," tambahnya.
Pujo merinci berbagai permasalahan dari mahasiswa yang berkonsultasi melalui help center, mulai dari permasalahan ringan sampai sangat berat.
"Beragam sekali, mulai dari permasalahan mungkin bagi orang sepele, sebatas bingung cara kenalan dengan orang baru. Cukup simpel ya, tapi bagi orang yang memiliki kesulitan itu adalah tantangan. Sampai permasalahan berat seperti keluarga, kemudian yang sangat berat, depresi dan mengarah ke self harm dan seterusnya itu ada," papar dia.
Baca juga: Haru Iringi Wisuda dan Khatam Al-Quran MI Masjid Al-Akbar Surabaya
Namun, bila masalah yang berat, pihaknya mengaku tidak akan mengambil risiko untuk menanganinya.
"Cuman memang yang berat itu kami tidak akan mengambil resiko untuk menangani. Kami pasti akan menghubungkan dengan pakarnya. Kebetulan di kami lumayan lengkap, psikolog ada, psikater ada, sehingga kalau ada mungkin yang misalnya hal, wah ini kayanya sudah sampai kepada pikiran pikiran yang mungkin kearah hal yang menyakiti diri dan sebagainya. Kita akan berdiskusi dan assessment, kalau sudah seperti ini yang dia ceritakan seperti itu, langsung aja didampingi untuk ke misalnya RSUA. Intinya Help Center adalah fokus kepada pendampingan apapun itu," terang dia.
Dia juga mengungkapkan upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Menurutnya, gerakan kampanye soal mental health awareness akan membuat mahasiswa semakin peduli dengan mental health.
Baca juga: DSI YPTA Surabaya Raih 4 Sertifikasi Internasional
"Kita terus berupayaa untuk mengkampanyekan mental health awareness. Harapannya kita itu mahasiswa semakin aware dengan kesehatan mentalnya. Bahwa dia mungkin merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, dia tidak melakukan self diagnose. Dia langsung segera menghubungi orang yang berkompetensi," paparnya.
Selain itu, help center juga didukung oleh civitas akademika untuk melibatkan berbagai pihak termasuk mahasiswa agar memiliki pengetahuan terkait mental health awareness.
"Alhamdulilah yang kami lakukan ini tidak sendirian. Kami juga didukung oleh civitas akademik. Mata kuliah semester satu PDB ini dosennya memberikan penugasan yang berhubungan dengan kampanye mental awareness itu. Contohnya mahasiswa yang datang untuk mewawancarai atau menemui satgas PPKS. Mereka melaksanakan tugasnya tentang apa itu kesehatan mental. Apa arti bullying, apa itu arti kekerasan fisik dan verbal. Ini bukan pekerjaan yang bisa dilakukan satu orang, tetapi harus dengan yang lainnya," pungkasnya.
Editor : Narendra Bakrie