Mojokerto - Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) menyoroti kericuhan dalam konvoi para pendekar silat saat menggeruduk Mapolres Mojokerto sepekan lalu.
Nantinya, IPSI akan memanggil 17 perguruan silat untuk mencari solusi dan membuat kesepakatan bersama dalam menjada kondusifitas Bumi Majapahit.
Baca juga: Edarkan Miras Ilegal, Pemilik Warkop di Mojokerto Diamankan
Ketua IPSI Mojokerto, Samsul Muarifin menjelaskan, kericuhan dua kali yang melibatkan para pendekar pada akhir Oktober itu berimbas pada keamanan dan ketentraman masyarakat.
Untuk itu pihaknya akan menemukan solusi, sehingga aksi serupa dan dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat tidak kembali terjadi di Kota/Kabupaten Mojokerto.
"Dalam waktu dekat. Mungkin sepekan ke depan kita akan kumpulkan 17 perguruan silat di Mojokerto," ujar Samsul, Selasa (7/11/2023).
Menurut Samsul, para petinggi perguruan silat tingkat Mojokerto bakal diajak berembuk. Utamanya untuk mengurai akar permasalahan hingga solusi yang bisa diterapkan seluruh kelompok silat yang ada.
Salah satunya dengan tidak menggelar konvoi dan arak-arakan menggunakan atribut perguruan silat. Baik berupa kaos, jaket hingga bendera. Tujuannya tak lain, meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari konvoi yang digelar perguruan silat.
"Nanti kita ajukan saran dengan konsensus agar kalau ada aksi tidak memakai atribut perguruan silat. Karena atribut yang ditampilkan ini bisa memicu rasa arogansi dan kesalahpahaman di tengah masyarakat," ungkap Kepala SMAN 3 Kota Mojokerto itu.
Baca juga: Sanksi Etik hingga Pidana Menanti Polisi Pemilik Rumah yang Meledak di Mojokerto
Skema solusi ini nantinya bisa diterapkan selama setahun atau dua tahun kedepan jika telah disepakati masing-masing perguruan silat. Termasuk dengan sanksi berat yang telah disiapkan bagi perguruan yang melanggar.
"Kalau melanggar kesepakatan bersama, ada sanksi bagi perguruan. Bisa dibekukan. Tidak boleh beraktivitas di dalam IPSI," tegas Samsul.
Soal konvoi yang digelar pada 27 dan 29 Oktober kemarin, menurutnya aksi tersebut tak seperti yang diharapkan masing-masing perguruan silat.
Baca juga: Harga Naik, Stok LPG di Kota Mojokerto Aman
Lantaran, aksi konvoi-konvoi itu kerap dilakukan malam hari yang berpotensi menimbulkan perselisihan dan aksi anarkis di tengah masyarakat. Hingga menimbulkan keresahan.
"Sudah saya komunikasikan ke pengurus perguruannya. Konvoi malam hari itu bukan kemauan perguruan, bahkan mereka (petinggi) tidak tahu. Tetapi itu aksi dari kelompok atau geng pemudanya saja," bebernya.
Sejumlah poin tersebut bakal dibahas lebih dalam oleh internal IPSI dalam pertemuan yang segera digelar.
"Karena solusi dan kesepakatan ini kembali lagi untuk keamanan dan ketentraman masyarakat," tandasnya.
Editor : Narendra Bakrie