Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Selama Event Piala Dunia di GBT Surabaya Puluhan Pedagang Lokal Dilarang Berjualan

Selama Event Piala Dunia di GBT Surabaya Puluhan Pedagang Lokal Dilarang Berjualan © mili.id

Soimah salah seorang pedagang yang biasa membuka lapaknya di area Stadion GBT.(foto:Rama Indra/mili.id)

Surabaya - Puluhan pedagang lokal yang biasa berjualan di area Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya merasa terusik, atas peraturan Piala Dunia U- 17 2023.

Mereka tak diperbolehkan berdagang, selama event Piala Dunia U-17, karena ini merupakan aturan FIFA.

Baca juga: Bogasari Bagikan 1620 Paket Sembako hingga Santuni Anak Yatim dan Disabilitas

Akibatnya, mereka ini merasa terusir dari lahan untuk mata pencariannya dan kecewa terhadap pemerintah, mengapa selama event tidak meperdayakan pedagang lokal.

Soimah (37), pedagang asal kecamatan Pakal, Surabaya kecewa, dirinya yang sudah bertahun tahun dagang di Stadion GBT, tiba - tiba hari ini menerima panggilan dari pihak kecamatan dan mendapat pemberitahuan dilarang jualan.

"Katanya di sini harus steril, di stadion. Ada 30 pedagang yang tidak boleh berjualan selama piala dunia berlangsung," kata Soimah, Kamis (9/11).

Kabar buruk para pedagang ini, lanjut Soimah, diketahui setelah semua pedagang pedagang stadion dikumpulkan, di Kelurahan Sumberejo tadi pagi.

Baca juga: 15 Polisi Terluka saat Ricuh Demo Tolak UU TNI di Surabaya

Selanjutnya, dengan berat hati Soimah terima dan berinisiatif menyewa lahan di luar area stadion, dengan merogoh kantong Rp 100 ribu perhari dan belum biaya penerangannya.

"Sebagai ganti boleh berjualan, kami ini harus sewa Rp 100 ribu. Ya saya merasa keberatan. Mau tidak mau, saya menyewa sepetak tanah milik tetangga," jelasnya.

Dirinya juga merasa kecewa, bahwa selama ini yang digaungkan pemerintah adalah memperdayakan UMKM pedagang kecil. Tapi, atas kenyataan hari ini dirinya menilai kecewa.

Baca juga: 1500 Guru dan 500 Murid Prasejahtera Dapatkan Perhatian Safari Ramadan Dindik Jatim

"30 pedagang biasa stanby di GBT ya kecewa, setelah itu ndak tahu nasib mereka. Mereka tetap dagang dengan menyewa lahan atau tidak," bebernya.

"Saya sudah minta solusi ke Pak Camat, lurah katanya tidak ada solusi. Akhirnya cari tempat dan berjualan jauh dari GBT," pungkas Soimah dengan nada kecewa.

Editor : Aris S



Berita Terkait