Wamenparekraf dan Unitomo Launching Sekolah Pariwisata Desa Pertama di Indonesia

Wamenparekraf dan Unitomo Launching Sekolah Pariwisata Desa Pertama di Indonesia © mili.id

Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo saat menyampaikan sambutannya di Seminar Nasional Desa Wisata dan Launching Sepada, di Auditorium Ki Haji Mohammad Saleh Unitomo, Surabaya, Kamis (9/11).(foto:Shella/mili.id)

Surabaya - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Republik Indonesia, Angela Tanoesoedibjo menghadiri seminar nasional 'Membangun Desa Wisata Mendunia' dan launching Sekolah Pariwisata Desa (Sepada) pertama kali di Indonesia, oleh Universitas Dr. Soetomo (Unitomo).

Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menyampaikan dengan bangga bahwa peluncuran ini sebagai komitmen untuk meningkatkan sumber daya wisata.

Baca juga: Pansus DPRD Surabaya Sebut Dokumen Raperda RPPLH Milik DLH Terlalu Sederhana

"Saya sangat bahagia sekali hari ini, karena untuk pertama kalinya di Indonesia, kita bisa meluncurkan Sepada. Ini bagaimana komitmen kita bersama, untuk meningkatkan sumber daya wisata, yang kita tahu peningkatan desa signifikan. Terakhir data dari kemenparekraf saja sudah lebih dari 4.700 desa," bangga Angela saat selesai acara di Unitomo Surabaya, Kamis (9/11), siang.

Diketahui Sepada dibagi menjadi tiga klasifikasi, desa rintisan, desa berkembang dan desa maju. Angela mengatakan jika desa wisata ingin menjadi desa mandiri, sumber daya menjadi salah satu kuncinya.

"Kita ingin desa wisata menjadi mandiri, karena sekarang ini klasifikasinya masih beragama,ada rintisan, berkembang dan maju. Untuk menjadi mandirinya, kuncinya adalah para pelakunya, para sumber daya manusia mudanya," jelas Angela.

Sementara peran luar biasa dari Unitomo sebagai leader dari desa wisata. Rektor Unitomo, Prof. Siti Marwiyah, memiliki tujuan desa wisata ke seluruh Indonesia.

"Kami memang pertama mau menjadi leader. Tapi tujuan kami adalah ke seluruh Indonesia, bahwa, kami ingin menargetkan satu desa da satu sarjana pariwisata desa. Karena kita punya SDA yang cukup bagus, kemudian perlu pemolesan dari SDM di bidang pariwisata, itu akan meningkatkan potensi ekonomi desa," papar Siti.

Baca juga: Kurir Sabu dan Pil Koplo Disergap Polisi Surabaya, 2 Orang Pengendali Diburu

Terhitung sampai saat ini terdapat 213 pendaftar Sepada, yang berasal dari berbagai daerah Nusantara, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan dan seterusnya.

Siti berharap, perekonomian di Indonesia bertumbuh secara menyeluruh dari desa-desa wisata yang ada.

Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Unitomo, Dr. Priyanto, M.M., menjelaskan bagaimana kurikulum Sepada. Nantinya, teori-teori berasal dari dosen dan banyak praktisi.

Baca juga: Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Mendag Ungkap Keramik Impor Ilegal 9,8 Miliar

"Kurikulum itu tentunya tentang ke pariwisataan yang itu semua banyak di lapangan. Tidak di dalam kelas. Teorinya dari dosen, tapi banyak dari praktisi karena memang sepada ini, awalnya kesadaran ketika kita, pusparekraf Unitomo, sering diundang di daerah, mereka sangat membutuhkan pendampingan," jelas Priyanto.

"Jadi ini sasarannya adalah penggiat pariwisata di desa masing-masing," tambahnya.

Ia juga mengatakan sejumlah 17 matkul yang akan berotasi aktif terkait penanganan desa wisata, contohnya, digitalisasi dan marketing desa wisata.

Editor : Aris S



Berita Terkait