Putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.(Karina/mili.id)
Mojokerto - Ratusan santri Gus Dur dari berbagai wilayah memutihkan Gor Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto bersama putri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.
Istigasah dan doa bersama, Selasa (14/11/2023) ini diinisiasi Yenny Wahid sebagai bentuk kegiatan doa bersama untuk kebaikan Indonesia, dalam menghadapi masa-masa pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Maupun keselamatan warga Gaza-Palestina yang sedang mengalami peperangan.
Baca juga: 1500 Guru dan 500 Murid Prasejahtera Dapatkan Perhatian Safari Ramadan Dindik Jatim
Ratusan santri Gus Dur dari berbagai wilayah memutihkan Gor Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.(Karina/mili.id)
Yenny menyebutkan, doa bersama untuk kebaikan Indonesia ini agar tidak ada ketegangan dan perpecahan di tengah masyarakat yang mulai memasuki masa-masa pemilu.
Selain itu, acara ini juga dimaksudkan sebagai doa bersama untuk saudara-saudara di Palestina yang saat ini mengalami konflik dengan Israel di Gaza.
"Istigasah dibacakan sebagai upaya untuk memohon pertolongan dari Allah bagi saudara-saudara di Palestina. Selain itu, perlunya solusi konkret, bukan hanya seruan, untuk menghadapi agresi Israel," ujar Yenny.
Baca juga: Ning Ita Angkat Bicara tentang TPP ASN dan GTT PTT Swasta di Mojokerto Molor
Yenny pun memastikan, solusi yang paling jelas konflik Israel-Palestina adalah solusi dua negara. Di mana Indonesia memiliki posisi jelas pengecaman terhadap Israel dan menyerukannya ke seluruh dunia.
"Sudah jadi kesepakatan kita semua, termasuk ini adalah posisi resmi Indonesia. Jadi tentunya kita gak hanya menyerukan tapi juga harus mengecam tindakan agresi Israel," ucapnya.
Bahkan, dalam doa bersama ini, Yenny menambahkan, jika banyak warga dunia yang pro Palestina. Ia menegaskan bahwa mayoritas warga Indonesia, tanpa memandang latar belakang agama, bersimpati pada perjuangan rakyat Palestina.
Baca juga: Masjid Agung Al-Fattah Mojokerto sudah ada sejak 148 tahun lalu
"Kami mengajak seluruh warga dunia untuk mengekspresikan solidaritas mereka, karena keyakinannya bahwa dengan solidaritas masyarakat, sikap pemerintah dapat berubah," ujarnya.
Editor : Aris S