Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Pelajaran Bahasa Mandarin di Ponpes Nurul Jadid Menarik Perhatian WN Singapura

Pelajaran Bahasa Mandarin di Ponpes Nurul Jadid Menarik Perhatian WN Singapura © mili.id

Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid menerima kunjungan dari warga negara Singapura (Foto: Nurul Jadid)

Probolinggo - Sistem pendidikan Bahasa Mandarin di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo menarik perhatian warga negara Singapura.

Madam Lin Giok Leng datang dari Singapura langsung menuju ke Ponpes Nurul Jadid untuk menggali informasi tentang sistem belajar mengajar Bahasa Mandarin di ponpes ini.

Baca juga: Cegah Kriminalitas, Polsek Wonoasih Polres Probolinggo Kota Patroli di Titik Rawan

Madam Lin yang didampingi Paychun Liman Saputra, tokoh dari Surabaya di bidang pembelajaran Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris, diterima Sekretaris Pengurus Ponpes Nurul Jadid, Thohirudin; Wakil Rektor I Universitas Nurul Jadid (Unuja), M Noer Fadli Hidayat; Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi dan Kebahasaan Unuja Andi Wijaya dan Syamsul guru Bahasa Mandarin SMU Nurul Jadid, Kamis (16/11/2023).

"Nurul Jadid salah satu pesantren yang sangat maju di bidang Bahasa Mandarin. (Madam Lin) dari Singapura saya ajak ke sana untuk mengetahui bagaimana Pondok Pesantren Nurul Jadid itu mengajarkan Bahasa Mandarin pada siswanya," ujar Paychun kepada mili.id, Jumat (17/11/2023).

Madam Lin juga berbincang-bincang dengan Syamsul menggunakan Bahasa Mandarin di ruang tamu Ponpes Nurul Jadid.

"Mereka sangat senang dapat berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, karena mendapatkan wawasan yang berbeda, terutama dalam sistem pengajaran Bahasa Mandarin di sini," tuturnya.

Madam Lin yang juga publisher Bahasa Mandarin dari Singapura itu menilai, sistem belajar mengajar Bahasa Mandarin di Nurul Jadid berbeda dengan di Singapura.

Di pondok siswa atau santri tidak diperbolehkan menggunakan smartphone atau internet. Sistem pengajaran itu seperti belajar secara manual. Sedangkan di Singapura, sistem belajar mengajar Bahasa Mandarin menggunakan internet atau online.

Baca juga: Kapolres Probolinggo Kota Kunjungi Panti Asuhan Al Ummah

"Intinya (pembelajaran bahasa Mandarin) hampir sama, hanya penyajiannya berbeda. Kita akan membahas bagaimana mencari jalan keluarnya agar siswa cepat untuk meningkatkan Bahasa Mandarin," tuturnya.

Sementara Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid mengatakan, Ponpes Nurul Jadid terus menjalin kerjasama baik di bidang ekonomi, budaya maupun bahasa dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

"Akhir-akhir ini kita terus mencoba menjalin kerjasama, baik di bidang ekonomi maupun kebudayaan di lingkup kawasan Asia Tenggara seperti dengan Singapura, Malaysia dan Thailand," terang KH Hamid.

KH Hamid menerangkan, di Malaysia sudah bekerjasama di bidang tersebut. Bahkan di Thailand, sudah 4 tahun lebih menjalin kerjasama di bidang pendidikan, dan akhir-akhir ini merambah ke bidang ekonomi.

Baca juga: Polsek Wonoasih Polres Probolinggo Kota Menggalakan Patroli Sahur

"Apa yang kita lakukan dengan Singapura ini adalah ikhtiar untuk semakin mempererat jaringan itu, dalam rangka kepentingan lebih besar," katanya.

"Bagaimana kita lebih baik di kawasan ini dan bisa menjembatani hubungan people to people, business to business, yang nantinya diharapkan mendorong government to government. Dan ini untuk kepentingan ke depan, kepentingan globalisasi, kepentingan berjejaring dalam rangka memperkuat positioning Indonesia dan Asia Tenggara di pentas global," pungkas KH Hamid.

 

Reporter: Jajeli Rois

Editor : Redaksi



Berita Terkait