Jika Terpilih, Prabowo Subianto Berjanji Turunkan Angka Stunting di Bawah 10 Persen

Jika Terpilih, Prabowo Subianto Berjanji Turunkan Angka Stunting di Bawah 10 Persen © mili.id

Capres nomor dua, Prabowo Subianto menjelaskan program pemberian makan siang di sekolah untuk mengurangi masalah stunting di Indonesia. (Shella/mili.id)

Surabaya - Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto berjanji jika terpilih menjadi presiden akan menurunkan angka stunting di bawah 10 persen melalui program pemberian makan siang gratis.

Janji itu diungkapkan Prabowo Subianto dalam Acara Dialog Terbuka Muhammadiyah Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS).

Baca juga: 7 Oktober 43 Tahun Lalu, Bung Tomo Meninggal Dunia

"Saya yakin, kalau saya dikasih mandat, tiga tahun saya menjabat saya percaya stunting akan di bawah 10 persen, karena kita intervensi langsung ibu-ibunya," ungkap Prabowo Subianto, Jumat (24/11/2023).

Menurunkan angka stunting di Indonesia dengan memberi makan siang dan susu kepada seluruh anak-anak di Indonesia, merupakan salah satu program yang dimiliki paslon nomor urut dua.

"Salah satu proyek yang strategis yang ingin saya jalankan bersama tim saya, bersama Gibran dan Koalisi Indonesia Maju, memberi makan siang dan susu untuk anak anak Indonesia. Termasuk ibu ibu yang sedang hamil karena dia mengandung 9 bulan," jelas Prabowo.

Menurutnya, stunting akibat dari masalah kemiskinan yang juga menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sehingga ia berencana akan mengintervensi langsung ke ibu dan anak.

"Masalah stunting adalah akibat dari kemiskinan. Kita sekarang akan memberi intervensi gizi langsung ke anaknya," kata dia.

Baca juga: Bubarkan Balap Liar, Polisi Surabaya Amankan Puluhan Motor

Idealnya, memberi makan sebanyak tiga kali. Ia mengaku meski hanya memberikan satu kali makan siang gratis, kalau komponen gizinya terpenuhi maka dapat membantu masalahnya.

"Walaupun kita tahu idealnya tiga kali makan. Tapi, menurut pandangan kita dan pelajaran yang kita ambil dari empiris dari negara-negara lain, minimal kita kasih satu kali makan. Jadi kalau kebutuhan kalori, kemudian kebutuhan presentase protein, karbohidrat, kurang ideal, minimal kita mengurangi kekurangan sepertiga. Tetapi kalau kita hitung dengan benar, kalau yang satu kali makan komponen proteinnya cukup itu akan sangat membantu," paparnya.

Ia menambahkan, terutama bapak ibu yang mengalami kesulitan penghasilan, akan merasa sedikit terbantu, terlebih jika memiliki anak lebih dari satu.

"Apalagi kalau anaknya lebih dari satu, kalau anaknya lebih dari dua atau tiga, berarti tiga mulut sudah kurangi dari beban dia," terangnya.

Baca juga: Mantan Anggota DPRD Bangkalan Edarkan Sabu, Disergap di Rumah Istri

Ia menemukan salah satu eksperimen dari suatu kelompok di luar negeri, dengan memberikan telur dalam dua kali seminggu, terbukti dapat menambah nilai siswa tersebut di sekolah.

"Ada satu eksperimen dari suatu kelompok, memberi telor kepada anak sekolah, dua kali seminggu. Dalam 5 hari sekolah dikasih 2 kali telor. Dalam 4-5 bulan, nilai sekolahnya tambah, hanya dengan dua kali telur. Apalagi tiap hari telur, kita kasih susu. Jadi, saya agak optimis," ceritanya.

Pihaknya merinci dalam Program Hasil Terbaik Cepat; Makan Siang di Sekolah, Pesantren dan Bantuan Gizi, masyarakat yang akan menerima bantuan makan siang berjumlah 82,9 juta orang. Mulai dari sekolah dan pesantren, dengan tingkatan Pra SD atau anak usia dini, sampai SMA/SMK, serta ibu hamil di Indonesia.

"Ini akan membuat sesuatu dampak yang sangat langsung. Idealnya tiga kali makan, tapi kalau nggak ya minimal 1 kali makan, yang sekarang nol, tidak dibantu sama sekali," pungkasnya.

Editor : Achmad S



Berita Terkait