Surabaya - Kritik keras terkait dugaan pelanggaran etik hakim Mahkamah Konstitusi (MK) terus berlanjut. Tidak terkecuali dari Posko Pandegiling Surabaya, yang turun gunung menyikapi kondisi tersebut.
Hal itu terlihat dari aspirasi kritikan yang disuarakan melalui bentangan dua spanduk warna hitam dengan tulisan putih berisikan kritikan tajam.
Baca juga: Dampak Hujan Angin di Surabaya
Dua spanduk yang terpasang di pagar posko tersebut masing-masing bertuliskan "Hari ini Demokrasi Sedang Tidak Baik-Baik Saja". Awas Pemilu; dan Mahkamah Konstitusi 'Mengaborsi' Demokrasi, Lawan.
"Ini sebagai bentuk melawan kecurangan konstitusi dan pemilu," tegas Koordinator Posko Pandegiling Surabaya, Jagad Hariseno, Sabtu (25/11/2023).
Menurut putra pertama mantan Ketua MPR RI, Almarhum Ir. Soetipto ini, tidak sepatutnya hakim konstitusi menciderai putusan terhadap dugaan pelanggaran etik terkait uji materi perkara tentang batas usia calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Mobil Satpol PP dan Motor saat Hujan Angin di Surabaya
Pria yang akrab disapa Mas Seno ini menegaskan bahwa Posko Pandegiling tengah mempersiapkan gerakan menyuarakan aspirasi. Termasuk salah satu di antaranya, mimbar bebas.
"Ada (mimbar bebas)," tegas dia.
Baca juga: Persebaya Kontra Arema Berjalan Aman, Kinerja Polrestabes Surabaya Diapresiasi
Menurut Mas Seno, seluruh unsur masyarakat akan terlibat di dalamnya. Mulai aktivis, legislator, akademisi sampai lapisan masyarakat terkecil tengah bersiap.
"Kami (Posko Pandegiling), tidak sedang melawan dinasti. Itu persoalan cemen. Tapi kami tengah bangkit berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI," tandas Seno.
Editor : Narendra Bakrie