PENSpray, Prototipe Robot Terbang Permudah Petani Mengolah Sawah

PENSpray, Prototipe Robot Terbang Permudah Petani Mengolah Sawah © mili.id

Kehadiran PENSpray diharapkan mempermudah petani dalam mengolah sawah. (Foto: Humas PENS for mili.id)

Surabaya - Tiga dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil membikin robot terbang tanpa awak yang berfungsi dalam revolusi pertanian.

Ketiga dosen itu diantaranya Dr.Eng. Indra Adji Sulistijono, ST, M.Eng, Anhar Risnumawan, S.ST, MCs., dan Adytia Darmawan, S.ST., MT. Mereka dibantu 6 mahasiswanya untuk menciptakan robot yang tebuat dari drone dan UGV (Unmanned Ground Vehicle) tersebut.

Baca juga: PPn Bakal Naik 12 Persen, Ini Kata Komisi B DPRD Surabaya

Spesifikasi robot yang diberi nama PENSpray ini merupakan sebuah prototipe drone penyemprot berkapasitas 20 liter yang sangat dibutuhkan dalam revolusi pertanian terotomatisasi.

Indra Adji Sulistijono, ketua tim dosen periset PENSpray mengatakan inisiatif diciptakannya robot tersebut dilatarbelakangi dengan contoh persoalan jika ada seseorang petani memiliki persawahan yang luas tentunya terdapat berbagai masalah dalam melakukan proses perawatan, dan antisipasi serangan hama.

Dari sinilah kemudian ide membuat robot ini muncul. Riset pun dilakukan melalui skema DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat) serta menggandeng mitra perusahaan terbatas yang saat ini menjadi rekanan kampus setempat.

“Drone digunakan untuk memetakan area tanaman dan memantau kondisi tanaman secara otomatis menggunakan kamera RGB dan multispectral yang dikembangkan menggunakan teknologi photogrammetry. Dari data yang dikumpulkan oleh drone akan membantu menganalisa kesehatan tanaman, monitoring dan menilai nutrisi pupuk serta kondisi area tanaman,” ujar Indra.

Data yang diperoleh dari drone kemudian dikomunikasikan ke robot, agar dapat bekerja secara optimal melakukan penyemprotan terhadap area pertanian. Data tersebut menangkap gambar 2 dimensi dengan sensor beserta lokasi GPS dari udara.

"Proses ini dilakuan secara otomatis dan berkala sehingga kesehatan tanaman dapat dimonitor secara presisi tanpa perlu harus terjun langsung ke lapangan," imbuhnya.

Baca juga: Mulai dari Premier League hingga Ketum Ika Kimia Unesa Terpilih

Spesifikasi robot tersebut berukuran relatif besar, yaitu 1781 mm x 1781 mm dan tinggi 567 mm. Berkecepatan maksimal 13 m/s, dengan waktu terbang selama 20 menit menggunakan batere Li-Po 22000mAh 50,4V.

Terdapat 4 baling-baling, dan di bagian bawahnya memuat wadah air berkapasitas 20 liter dengan berat total 35 kg. Wadah ini nantinya akan memuat pupuk maupun obat yang akan disemprotkan oleh robot saat terbang mengelilingi area pertanian.

Dengan berbagai kerumitannya, sehingga robot ini membutuhkan dukungan dari laboran dan mahasiswa, terutama dari sisi pembuatan, integrasi dan pengujian.

Selain itu sebagai bentuk Kurikulum Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) dengan pengakuan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, terdapat 6 mahasiswa prodi Sarjana Terapan Teknik Mekatronika yang turut dalam riset tersebut.

Baca juga: Lima Pelaku Vandalisme di Surabaya Diciduk Satpol PP, Ini Sanksinya

Indra pun mengucapkan terima kasih kepada kampus dan tentunya Kemendikbudristek atas dukungannya terhadap riset yang dilakukan selama 6 bulan, dan menelan dana sekitar Rp 75 juta.

Dari riset ini telah dihasilkan 1 paten sederhana berjudul Pesawat Udara Tanpa Awak Sayap Tetap dengan 4 Penggerak untuk Pemetaan Udara. Selain itu juga terdapat beberapa publikasi berupa paper dan studi pengkajian lanjutan.

“Kami berharap ke depan akan dapat mendorong percepatan teknologi pertanian, melalui berbagai inovasi dalam sektor ini guna mendukung para petani dalam mengoptimalkan hasil panen. Riset tentang traktor yang sudah kami lakukan, dilanjutkan dengan quad plane dan sekarang robot udara PENSpray. Setelah ini kami akan mengembangkan inovasi UGV,” pungkasnya.

Editor : Aris S



Berita Terkait