Ilustrasi (Foto: Freepik)
Surabaya - Penyebaran Orang dengan Human Immunodeficiency Virus (ODHIV) di Jawa Timur per Januari sampai November 2023 tercatat 9.409 orang. Angka tersebut berdasar data dari Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono mengungkapkan, bagi masyarakat yang terpapar HIV tak perlu cemas dan khawatir. Sebab penyakit yang menyerang sel darah putih ini masih bisa diobati menggunakan Anti Retroviral (ARV).
Baca juga: Kadinkes Jatim: HMPV Dapat Dicegah, namun Tetap Waspada bagi Kelompok Rentan
"Terapi HIV dengan ARV ini sangat menjanjikan, karena target pemerintah sendiri dalam 6 bulan pertama, 95 persen virusnya sudah harus tidak terdeteksi. Jika sudah tidak terdeteksi, maka diharapkan kekebalan tubuhnya akan bangkit dengan sendirinya," ungkap Erwin, Selasa (15/12/2023).
Menurutnya, bila kekebalan tubuh bangkit, maka diharapkan pasien HIV bisa kembali pulih menjadi manusia normal seperti biasa dari sisi imunitasnya. Namun tetap harus mengonsumsi ARV sepanjang hidupnya.
"Namun, jangan dibayangkan sepanjang hidup harus minum obat, tetapi hanya cukup meluangkan waktu 5 menit setiap harinya untuk mengonsumsi ARV, imunitas ODHIV bisa terjaga dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Jadi, penyakit HIV tidak ada bedanya dengan penyakit kronis lainnya, pemenangnya adalah siapa yang mau berobat," jelas Erwin.
Oleh karena itu, Erwin menegaskan, bagi masyarakat yang memiliki risiko tertular agar segera mengakses layanan kesehatan untuk diperiksa dan diobati. Ia mengatakan hampir semua fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, telah membuka skrining HIV secara gratis.
Baca juga: Ratusan Rumah Sakit hingga Nakes di Jatim Siaga Selama Libur Nataru
"Sehingga, tidak ada alasan bagi masyarakat yang memiliki resiko untuk tidak segera memeriksakan diri dan diobati," tegasnya.
Selain itu, program-program skrining ibu hamil juga menjadi isu penting. Ini dilakukan untuk menuju Indonesia Emas Tahun 2045, yang diharapkan mendapat generasi-generasi yang sehat.
Sedangkan untuk mendapatkan generasi yang sehat, salah satu program pemerintah saat ini yaitu mendorong skrining pada ibu hamil. Tidak hanya HIV, tapi juga hepatitis B dan sifilis.
Baca juga: Freddie Mercury dan Kisahnya Melawan AIDS Hingga Meninggal 31 Tahun Lalu
"Dengan skrining, diharapkan bila ibu hamil itu ternyata negatif atau sehat, maka kita bersyukur. Layanan Antenatal Care (ANC) akan tetap kita berikan yang terbaik untuk ibu-ibu yang sehat," tambahnya.
Sementara bila hasil skrining ibu hamil itu positif HIV, pihaknya akan memberikan ANC yang terbaik juga, tentunya ditambah dengan pemberian ARV bagi ibu hamil yang HIV positif.
"Pemberian ARV pada ibu hamil sangat menjanjikan karena begitu diberikan pada ibu hamil yang umur kehamilannya kurang dari minggu ke-14 maka diharapkan penularan ke bayinya kurang dari 2 persen," pungkasnya.
Editor : Narendra Bakrie