Mojokerto - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto bakal mendapat dana hibah senilai Rp 14 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Jembatan Talunbrak.
Hal ini disampaikan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo'ie Afrida Soesetyo Djati saat sosialisasi rencana pembangunan jembatan talunbrak, di Balai Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong.
Baca juga: Gus, Ayo Nobar Indonesia Vs Australia di GOR Seni Mojopahit Kota Mojokerto
"Secara de facto rencana pembangunan jembatan talunbrak sudah mencapai 99 persen, kini hanya tunggu proses de yure nya saja. Yakni, penerbitan Surat Penetapan Pemberian Hibah (SPPH) dan penandatanganan Perjanjian Hibah Daerah (PHD)," ujarnya, Selasa (5/12/2023).
Yo'ie menjelaskan, SPPH rencananya akan diterbitkan bulan Januari 2024. Selanjutnya akan dilakukan proses lelang konstruksi serta penandatanganan hibah daerah oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.
"Jika itu sudah dilaksanakan, kita targetkan saat Perubahan APBD 2024 jembatan sudah mulai dibangun," ucapnya.
Nantinya, lanjut Yo'i, sesuai usulan e-proposal rehab konstruksi jembatan talunbrak akan menggunakan baja dan diperlebar agar dapat dilalui mobil.
"Diusulkan konstruksi rangka baja dengan panjang 60 meter dan lebar 6 meter. Ketinggian jembatan juga akan dinaikkan 2 meter untuk mengantisipasi banjir. Konstruksi jembatan ini diprediksi mampu bertahan hingga 70 tahun kedepan," imbuhnya.
Baca juga: Training Olahan Cabai, Cara Kekinian Pemkot Mojokerto Tekan Inflasi
Sementara itu, Kepala Desa Talunblandong Anton Suprapto mengaku bersyukur pembangunan jembatan talunbrak akhirnya bisa direalisasikan tahun 2024 nanti.
Lantaran, keberadaan jembatan talunbrak menjadi cukup vital bagi warga. Jalan penghubung ini menjadi akses untuk bersekolah, bekerja, hingga ke persawahan.
”Sehari-hari masih dimanfaatkan warga. makanya kalau ditutup muternya terlalu jauh, nggak ditutup juga terlalu berisiko,” tandas dia.
Anton menyebut, kekhawatiran keselamatan warga yang melintas dikarenakan perlintasan jembatan terbuat dari papan kayu. Dengan kondisi jembatan yang miring, maka dia menilai terlalu berisiko untuk dilewati.
Baca juga: Polisi Sebut Pekerja Las Perusahaan di Mojokerto itu Tewas Terkena Ledakan
”Saat hujan papannya kan basah, kalau kondisinya miring khawatirnya bisa mbreset (terpeleset),” imbuhnya.
Karena itu, pihaknya mengaku senang akhirnya pemerintah bisa membangun secara permanen jembatan tersebut. Karena ini yang dinanti-nantikan warga selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
"Terima kasih kepada Pemkab Mojokerto atas upayanya mewujudkan keinginan warga untuk memiliki jembatan yang layak dan representatif," pungkasnya.
Editor : Achmad S