Surabaya - Budayawan Butet Kertaradjasa atau yang saat ini akrab disapa Bambang Ekoloyo Butet menegaskan tidak akan berhenti mengekspresikan kesenian buah pikir kepalanya.
Penegasan itu diungkapkannya meski dirinya usai diintimidasi oleh petugas dari kepolisian saat menggelar pertunjukan Indonesia Kita yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 1-2 November 2023 lalu.
Baca juga: PPn Bakal Naik 12 Persen, Ini Kata Komisi B DPRD Surabaya
"Saya akan terus melangkah, karena saya tidak melanggar hukum, karena saya dijamin dengan Undang-Undang Dasar. Kongres kebudayaan mengamatkan hal itu, saya punya hak dasar, hak asasi manusia untuk mengartikulasikan pikiran secara bebas. Saya tidak takut, karena saya tidak melanggar hukum, kita hanya boleh takut kalau melanggar hukum," tegas Butet usai menghadiri mimbar bebas bertema 'Aksi Damai Selamatkan Demokrasi 'Menolak Politik Dinasti' yang digelar Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi (Gemas’D) di Untag Surabaya, Rabu (6/12/2023).
Butet menceritakan saat itu, dia harus menandatangani surat pernyataan yang salah satu poinnya adalah berbunyi harus berkomitmen tidak bicara politik dalam pertunjukan yang digelarnya itu.
"Itu menyangkut konten yang akan saya mainkan. Berarti pikiran kami, ide-ide kami ini dintervensi, dihambat. ini yang saya maksudkan intimiasi," jelasnya.
Kejadian seperti ini dikatakan Butet baru pertama kali terjadi selama 41 kali pertunjukan yang digelarnya.
Baca juga: Mulai dari Premier League hingga Ketum Ika Kimia Unesa Terpilih
"Ini gelaran budaya, digelarnya di tempat kebudayaan, apa yang salah," tegasnya.
Memang, kata Butet para petugas itu tidak mengintimidasi secara verbal maupun fisik, namun, berusaha mengontrol pikirannya.
"Kemarin sore staf saya diundang Polda Metro Jaya dan katanya tidak ada intimidasi. Ya memang tidak ada intimidasi, semua prosedural. Saya merasa intimidasi itu sudah membatasi ide-ide saya. Saya tidak boleh bicara politik di pertunjukan saya," jelasnya.
Baca juga: Lima Pelaku Vandalisme di Surabaya Diciduk Satpol PP, Ini Sanksinya
Butet juga mengapresiasi Mimbar Bebas di Untag Surabaya yang dihadiri oleh ribuan massa itu. Menurutnya gerakan mahasiswa di Surabaya ini akan menjadi inspirasi awal dan berlanjut serta berkembang ke berbagai daerah di Indonesia untuk mencegah hancurnya demokrasi.
"Untuk menghalau orang-orang yang menkhianati konstritusi. Kita sudah hidup dalam dalam demokrasi yang baik, dan kita sudah bersandar pada konstitusi yang baik pula," pungkasnya.
Editor : Aris S