Surabaya - Transaksi beras di Warung Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surabaya tembus 51 ton.
Warung TPID ini dapat dijadikan sebagai tempat belanja kebutuhan bahan pokok masyarakat dengan harga dan ketersediaan stok yang terjaga.
Baca juga: Cegah Judol, Dandim 0831/Surabaya Timur Periksa Ponsel Prajurit
Kepala Bidang (Kabid) Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Devie Afrianto mengungkapkan bahwa transaksi di Warung TPID hingga November 2023, rata-rata terjual di atas 10 ton beras.
"Contoh paling kecil di Pasar Genteng yang paling baru, awal November sampai tanggal 4 Desember 2023, transaksi sudah mencapai 18 ton. Kemudian tertinggi di Pasar Pucang Anom mencapai 51 ton," jelas Devie, Rabu (6/12/2023).
Devie mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sengaja membuat Warung TPID untuk menstabilkan harga dengan kualitas dan ketersediaan yang dapat terjaga.
"Jadi Warung TPID memang dikonsep untuk menstabilkan harga di pasar," tegasnya.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak membeli bahan pokok dalam jumlah yang besar. Karena itu, di Warung TPID dapat dipastikan harganya tetap terkontrol.
Baca juga: Dorong Transaksi Digital, BO BRI Tanjung Perak Surabaya Gelar Program Tunjungan Loop
"Jadi tetap dengan pola dan konsumsi yang wajar, mampir ke warung-warung ini untuk membeli kebutuhan, terutama kebutuhan pokok beras supaya mendapatkan kualitas dan harga yang wajar," pintanya.
Direktur Administrasi Keuangan Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) Surabaya, Sutajhjo menjelaskan bahwa kehadiran Warung TPID ke depannya akan meramaikan kembali aktivitas pasar tradisional. Khususnya empat pasar yang dikelola PPDS Surabaya.
"Kita harapkan dapat meramaikan pasar kembali, dan masyarakat akan lebih bisa menikmati harga yang lebih murah dibanding di luar," ucap Sutajhjo.
Baca juga: Kronologi hingga Pelaku Pembunuhan Wanita di Hotel Double Tree Surabaya
Sutajhjo menyebut, keberadaan Warung TPID bisa bekerja sama sengan pasar setempat agar tidak mengurangi keuntungan parapedagang pasar.
"Misalkan pedagang di Pasar Wonokromo pada saat barang atau stoknya kosong, dia bisa ambil di Warung TPID untuk menjual kepada masyarakat. Dan istilahnya dengan harga di bawahnya sedikit dengan Warung TPID," tutur dia.
Sebagai informasi, warung TPID telah dibuka di 5 pasar tradisional Surabaya, yaitu Pasar Wonokromo, Pucang Anom, Genteng Baru dan Tambahrejo. Sementara satu Warung TPID lainnya, di pasar milik swasta.
Editor : Narendra Bakrie