Manfaatkan Kerajinan Ukiran Akar Jati, Pria di Jombang Raup Jutaan Rupiah

Manfaatkan Kerajinan Ukiran Akar Jati, Pria di Jombang Raup Jutaan Rupiah © mili.id

Sujoko saat melihat hasil karya ukir miliknya. (Aprianto/mili.id)

Jombang - Memanfaatkan akar kayu jati, Sujoko (48) warga Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mampu meraup cuan hingga jutaan rupiah.

Ya di tangan dingin Sujoko, akar kayu jati disulap menjadi ukiran yang memiliki nilai jual tinggi, hingga mampu menarik para pembeli yang kebanyakan dari luar Jombang.

Baca juga: Kasus Korupsi Bupati Situbondo hingga Festival Jambu Gondangmanis

Ditemui dikediamannya, Sujoko mengaku menggeluti usaha kerajinan ukir ini sejak lama, sekitar 5 tahun yang silam, tepatnya sejak tahun 2018.

"Saya membuat kerajinan ukiran dari akar kayu jati sudah lima tahun. Namun, sebelum itu bekerja ikut orang, kerjanya sama namun bedanya ditempat tersebut menggunakan bahan semen," tutur Sujoko, Minggu (10/12/2023).

Sujoko mengaku, ia nekat menjalani usaha ini lantaran ia sudah jenuh menjadi karyawan. Sebelumnya, ia juga membuat kerajinan ukir namun menggunakan bahan semen.

"Kalau ilmunya dapat dari pengalaman kerja ikut orang lain, ya akhirnya memutuskan untuk berkarya mandiri, buka sendiri," katanya.

Ia pun menyebut kebanyakan karyanya bertema karakter pewayangan. Namun pada momen natal di bulan Desember, ia mengaku kerap mendapat pesanan berupa patung Tuhan Yesus.

"Saya lebih cenderung ke bentuk punokawan, bentuk lain tergantung pesanan. Kalau akhir tahun seperti ini pesanan cenderung ke ukiran bentuk Yesus," tuturnya.

Baca juga: Peduli Pengembangan Potensi Desa, Mundjidah Hadir di Festival Jambu Gondangmanis

Sujoko menjelaskan, untuk membuat patung ukiran dengan ukuran kecil, biasanya membutuhkan waktu dua mingguan. Dengan catatan pesanan ukiran patung tersebut tidaklah rumit.

"Pembuatan paling cepat 2 minggu, namun jika rumit bisa sampai satu bulan," kata Sujoko.

Sedangkan untuk urusan harga, ia mengaku harga karya ukiran patung buatannya, bergantung pada tingkat kesulitan pembuatan patung tersebut.

"Harga bergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Paling mahal pernah menjual ukiran berkisar Rp2,5 juta hingga," ujarnya.

Baca juga: Viral Tawuran Pemuda di Jombang Usai Menonton Kuda Lumping

Sedangkan untuk pemasaran hasil karyanya, Sujoko mengaku belum menggunakan pemasaran secara konvensional. Selama ini pemasaran hanya mengandalkan dari mulut ke mulut.

Meski, demikian ia menyebut pesanan karya ukiran yang ia buat, datang dari berbagai daerah di Jatim.

"Peminatnya dari masyarakat Jombang, Madiun, Mojokerto dan daerah lain di Jawa Timur, dengan promosi dari mulut ke mulut," tuturnya.

Editor : Achmad S



Berita Terkait