Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Perempuan yang Tewas Tertabrak Kereta Api di Surabaya, Tinggalkan 1 Anak dan 7 Cucu

Perempuan yang Tewas Tertabrak Kereta Api di Surabaya, Tinggalkan 1 Anak dan 7 Cucu © mili.id

Petugas saat mengevakuasi jasad Muntik. (Ist for Mili.id)

Surabaya - Muntik (60), perempuan yang tewas tertabrak Kereta Api Logawa di Jalan Raya A Yani, Margorejo, Wonocolo, Surabaya meninggalkan seorang anak dan tujuh orang cucu.

Keponakan korban, Faisal Huda mengatakan, semasa hidup nenek yang sehari-hari bekerja sebagai pengasuh bayi tetangganya ini dikenal ramah kepada tetangga sekitar rumah. Muntik yang tergolong ekonomi pas-pasan ini tewas meninggalkan seorang anak dan 7 cucu.

Baca juga: Identitas Pria Tewas Diduga Bunuh Diri di Tunjungan Plaza Surabaya Terungkap

"Punya empat anak, cucunya sekitar tujuh. Anaknya udah meninggal tiga, tinggal satu ya tinggal bersama di Bendul Merisi bersama dua cucunya," kata Faisal, Senin (11/12/2023).

Menurut Faisal, semasa hidup Muntik kerap jalan-jalan pagi di sekitar rumahnya. Bahkan, kebiasaan ini membuat korban disebutnya memang suka jalan kaki. Itu dibuktikan dengan kemana-kemana tanpa menggunakan alat transportasi, bahkan berkunjung ke tempat lumayan jauh sekalipun.

"Jalan kaki sendirian, orangnya gak pikun, gak tuli juga. Sukanya itu memang jalan kaki, apa-apa itu jalan kaki sendirian," tambahnya.

Hingga sampai dijemput ajal, nenek tersebut sedang posisi jalan kaki diduga menuju ke rumahnya. Faisal tak tau pasti mungkin habis berkunjung dari mana. Sebelum tewas tersambar KA, ia sempat komunikasi dengan korban.

Baca juga: Sambut Libur Waisak, Pelindo Regional 3 Siapkan Buffer Area hingga Layanan Digital

"Tadi saya duduk depan rumah, tak tanyain 'nandi mak?' (kemana mak) 'sik' (sebentar) jawabnya begitu," ungkapnya.

Dilain sisi, Nuryanto, yang juga keponakan korban mengungkapkan, Muntik merupakan orang yang dikenal baik. Itu dibuktikan dengan korban semasa hidup bekerja sebagai pengasuh anak dari tetangganya.

"Kerjanya mengasuh anak orang. Kalau siang ibunya yang nitip anak sudah pulang, biasanya anak yang dititipkan itu diambil," paparnya.

Baca juga: 3 Fakta Menarik Usai Persebaya Ditahan Imbang Semen Padang

Bahkan, tak sedikit tetangga sekitar atau ibu dari bayi yang di asuhnya memberikan sedikit rejeki turut membantu menopang ekonomi Muntik, untuk menghidupi seorang anak dan dua cucu.

"Kadang ada orang ngasih seikhlasnya gitu, dia ya nerima. Tidak tuli orangnya, sehat walafiat," pungkasnya.

Editor : Achmad S



Berita Terkait