Surabaya - Pasca MA (15), pelajar tinggal di Jalan Kapasari Pedukuhan V, yang tewas dibacok dalam tawuran di Jalan Kenjeran pada Sabtu (9/12/2023) kemarin, Polsek Simokerto melakukan penyuluhan dengan harapan kejadian serupa tidak terulang kembali, Selasa (12/12/2023) pukul 12.00 WIB.
Penyuluhan untuk mencegah aksi tawuran terjadi di wilayah hukum Polsek Simokerto itu digelar di Kantor Kelurahan Tambakrejo, Jalan Ngaglik 87, Surabaya.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Koin Jagat Kerentanan Digital, Tingginya Angka Pengangguran
Kapolsek Simokerto, Kompol M. Irfan mengatakan, langkah ini sebagai upaya pencegahan secara dini untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
"Penyuluhan ini kami lakukan karena beberapa hari lalu ada kejadian tawuran remaja, yang mengakibatkan korban jiwa seorang remaja 15 tahun, yang masih pelajar SMP," katanya.
Dalam pemaparan di hadapan audience yang hadir, Irfan menyampaikan penyebab tawuran remaja, salah satunya yakni para remaja atau pelajar saat ini mengalami krisis identitas. Sehingga, mereka disebut butuh pengakuan di lingkaran pertemanannya.
"Identitas diri yang dicari remaja adalah bentuk pengalaman terhadap nilai-nilai yang akan mewarnai kepribadiannya," tambahnya.
Menurutnya, jika remaja tidak mampu menemukan atau menginternalisasi nilai-nilai positif dalam dirinya, serta tidak dapat mengidentifikasi dengan figur yang ideal, ini akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan perilaku.
"Pengawasan orang tua biasanya kurang. Ketika orang tua tidak memberikan pengawasan yang memadai, remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif atau aktivitas kriminal," ungkapnya.
Baca juga: 7 Pengunjung Tempat Hiburan Malam Surabaya yang Positif Narkoba Direhabilitasi
Dalam hal ini, Irfan menegaskan bila orang tua merupakan ujung tombak dalam melakukan pengawasan terhadap anaknya. Sebab, ketika para orang tua mengambil peran aktif dalam kehidupan anaknya, itu mengurangi kemungkinan remaja mengalami penyimpangan perilaku.
"Akibatnya, para remaja ini cenderung berteman dengan orang yang salah, mengambil risiko yang tidak perlu, dan bereksperimen dengan hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tua nya," paparnya.
Selain itu, faktor lingkungan yakni teman juga menentukan tindak-tanduk seorang remaja dalam bergaul. Biasanya, tawuran terjadi karena mereka berjumlah banyak dan mempunyai kelompok atau komunitas tertentu.
"Tekanan teman memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran. Remaja yang biasanya agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa diberdayakan saat berada didalam sebuah kelompok," bebernya.
Baca juga: Razia 3 Tempat Hiburan Malam Surabaya, Petugas Temukan 7 Orang Positif Narkoba
Irfan menegaskan, dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat khusunya warga di wilayah hukum Polsek Simokerto, pihaknya tak bisa bekerja sendiri. Sinergi antara kecamatan dan koramil setempat serta tokoh masyarakat dan agam wajib diperkuat.
Dia mengimbau, bila di wilayah hukum Polsek Simokerto terlihat ada remaja yang berkumpul dan bergelagat seolah hendak tawuran, masyarakat diminta secepatnya menghubungi polisi supaya kejadian tawuran remaja ini bisa diredam sebelum pecah.
"Peran aktif masyarakat ini sangat membantu sekali dari kinerja dari pihak keamanan melakukan pencegahan dalam mewujudkan situasi aman dan kondusif. Bila terlihat gelagat ada yang berkumpul dalam jumlah besar, silakan secepatnya hubungi tiga pilar Kecamatan Simokerto," pungkasnya.
Editor : Aris S