Ilustrasi
Gresik - Pencabulan yang diduga dilakukan pengasuh di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Bawean, Kabupaten Gresik disebut warga sekitar lebih dari tiga Santriwati.
Kini pengasuh pondok pesantren berinisal NS (49) itu, keberadaannya kini sedang diburu oleh anggota Sat Reskrim Polres Gresik, Sabtu (23/12/23).
Baca juga: Ketua Ormas di Surabaya Ternyata Cabuli Anak Tirinya, Begini Modusnya
Warga sekitar Pondok, UD menjelaskan, kalau peristiwa tersebut sudah berangsur lama sejak 2 bulan lalu, dan ramai diperbincangkan warga.
"Banyak yang takut melapor, terduga memang merupakan salah satu orang ternama di Pulau Bawean," ungkap UD, hari Sabtu (23/12/2023).
Dari situ, UD menginformasikan, korban tindak dugaan pencabulan itu berjumlah sekitaran 10 santriwati Pondok Pesantren. Namun yang berani melaporkan kejadian tersebut baru tiga orang.
Baca juga: Ketua Ormas di Surabaya Ditangkap Polda Jatim, Diduga Terkait Pencabulan Anak
"Sehingga, para guru dan santri di situ banyak yang pindah. Guru tersisa jarang aktif, dan jam pembelajaran juga tidak menentu," ungkap UD.
Kendati demikian, ditanya mengenai tindakan pencabulan dilakukan seperti apa, UD kurang mengetahui detailnya. Katanya, terduga pelaku ini diketahui pernah cerai dan menikah lagi.
"Kalau tentang kasus tersebut, saya ini kurang tahu detailnya. Yang jelas pengasuh pondok ini menikah dua kali; satu istri di Bawean dan satu di Malaysia," tambahnya.
Baca juga: Usai Pesta Miras, Gadis Situbondo Digilir Empat Pemuda
Sementara, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan menyampaikan, kasus dugaan pencabulan ini dilakukan penyelidikan.
"Sudah dipanggil dua kali, dan ia tidak datang. Jadi kali ini kita akan panggil paksa. Nanti kita akan update lagi," tandasnya.
Editor : Aris S