Tjatjuk Supariono, Ketua F PSI Surabaya/Foto:mili/roy
Mili.id - Masyarakat Surabaya yang akan menolak gerakan aksi 212 mendapatkan dukungan dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Surabaya.
Ketua Fraksi Tjutjuk Supariono menegaskan bahwa sejak awal berdiri, PSI sudah menolak gerakan 212. "Kita sih untuk 212 dari awal ketika PSI berdiri tidak mendukung." ungkapnya, Senin (29/11).
Baca juga: 2 Desember 8 Tahun Lalu Umat Muslim Indonesia Gelar Aksi 212
Respon warga Surabaya yang menolak gerakan 212 masuk ke kota pahlawan, dinilainya sangat wajar sebab Surabaya terkenal dengan kota pluralis dan teposliro. Kendati begitu, dia menyarankan bagi pihak yang tetap memaksa mengadakan gerakan 212 sebaiknya minta izin kepada polisi.
"Surabaya sudah terkenal pluralis, teposliro. Kalau memang pihak lain mau mengadakan reuni 212 iya monggo. (pastinya) Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya awal berdiri menentang adanya 212. Tapi ini negara demokrasi juga kita memberikan apresiasi juga, monggo tetapi harus tetap dengan prosesural dengan izin kepolisian. " beber dia.
Untuk mengantisipasi bentrok semisal terjadi aksi antara kedua kelompok tersebut, ia meyakini bahwa Kepolisian sudah punya skema mengantisipasi bentrok itu.
Baca juga: Tjujuk kepada OPD, Tenaga OS Harus Dijamin Bekerja Pasca Cuti Melahirkan
"Kami masih percaya dengan pihak kepolisian beserta jajarannya, intelijen juga jalan," ungkap dia.
Pendemo sambung dia, diimbau tertib dalam menyampaikan aspirasinya. Harus sesuai prosedural terlebih saat ini masih dalam bayang bayang Covid-19.
"Bagaimana caranya supaya bisa menekan angka covid, prokesnya dijalankan jangan sampai demo untuk kepentingan sesaat kemudian Covid-19 meletus yang dirugikan banyak orang." tukas dia.
Baca juga: Pembentukan Karakter Siswa, Tjutjuk Minta Dibikin Having Fun
Soal gerakan 212 dikaitkan dengan gerakan politik 2024, Tjutjuk tidak ingin berkomentar terlalu jauh. Ia hanya menegaskan bahwa pihaknya tetap fokus bekerja untuk rakyat sebagaimana slogan PSI.
"Itu yang tahu mereka sendiri, PSI sendri tetap fokus, pertama pekerjaan untuk rakyat sesuai dengan slogan kami, sedangkan untuk akselerasi politik monggo pasti politisi punya (kepentingan). Cuma pertanyaanya, akselerasinya dibutuhkan rakyat atau tidak? Tandasnya.
Editor : Redaksi