Jember - Dari kajian dan refleksi akhir tahun yang dilakukan Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Jawa Timur, peredaran narkoba di wilayah Jember masih terjadi.
Bahkan menurut Ketua DPD GANN Jawa Timur Linasrillah N.S, masih terjadinya peredaran narkoba ini karena pihaknya menilai aparat penindak hukum (APH) belum serius menangani kasus yang dinilai membahayakan stabilitas negara itu.
Baca juga: 7 Pengunjung Tempat Hiburan Malam Surabaya yang Positif Narkoba Direhabilitasi
Linasrillah juga mengingatkan, terkait peredaran narkoba perlu diwaspadai wilayah dunia pendidikan dan juga terkait pesta akhir tahun. Pasalnya peredaran narkoba semakin masif saat ada momen tertentu yang berkaitan dengan pesta atau acara seremonial.
"Maraknya peredaran narkotika ini, berdampak serius pada generasi muda. Karenanya, diperlukan penanganan yang lebih masif dalam penegakan hukum oleh APH. Sedangkan selama ini, yang terjaring APH hanyalah pengguna dan pengedar level bawah," kata Linasrillah, Senin (25/12/2023) sore.
"Sedangkan bandar besarnya masih tetap bercokol. Mereka masih bebas berkeliaran," sambungnya.
Selama kurun waktu setahun, lanjutnya, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, persoalan peredaran narkoba masih belum terselesaikan dengan baik.
"Menjadi sebuah pertanyaan, saat menangkap dan dipublikasikan, barangnya (barang bukti narkoba) kemana, orangnya kemana. Sering saya tanyakan bagaimana progres dan hasilnya selama sebulan. Ini sering saya tanyakan. Kami pantau, kalau mengamankan 10 orang mana namanya pemakai, mana namanya pengedar," tanyanya.
Dengan adanya ketidaktransparanan penanganan kasus narkoba ini, kata Linasrillah, dinilai APH tidak serius.
Baca juga: Razia 3 Tempat Hiburan Malam Surabaya, Petugas Temukan 7 Orang Positif Narkoba
"Kayak-kayaknya (pelaku narkoba) itu kebal hukum. Bahkan dari persoalan ini, jangan salahkan jika masyarakat bergerak sendiri. Apakah itu menangkap, kemudian diambil tindakan sendiri. Apakah harus sampai begitu. Tapi peredaran narkoba ini masih terus terjadi. Apalagi di Jember," ujarnya.
Lebih lanjut kata pria yang juga mengaku memerangi narkoba sejak 10 tahun lebih itu, pihaknya juga mengungkapkan soal peredaran narkoba di wilayah pendidikan formal dan informal.
"Bahaya narkoba ini, juga sudah masuk wilayah pendidikan. Serta wilayah pendidikan agama yang merupakan benteng terakhir dari kewaspadaan terhadap narkoba. Info yang saya terima, ada 26 orang yang di wilayah pendidikan agama terlibat soal peredaran narkoba ini. Tidak tahu bagaimana hasil penyelidikan atau nasibnya sekarang," ungkapnya.
Dari persoalan ini, Linasrillah menambahkan, pihaknya bersyukur ada dukungan dari Pemkab Jember untuk berupaya memerangi narkoba.
Baca juga: Dirjen Pemasyarakatan Minta Jajaran untuk Bangun Kolaborasi Tingkatkan Perekonomian
"Kami juga sudah pernah melakukan komunikasi dengan Bupati Jember. Ya Alhamdulillah terus dilakukan sosialisasi dan terus diingatkan soal kewaspadaan narkoba ini. Karena memang hal itu perlu diteruskan," katanya.
Lebih jauh ia juga mengingatkan soal kewaspadaan peredaran narkoba jelang tutup tahun 2023.
"Alasan saya kenapa disampaikan saat akhir tahun ini, karena bahaya dan kewaspadaan narkoba bisa jadi di pesta akhir tahun ini. Tidak hanya soal seremonial antisipasi lalu lintas (kemacetan) saja, tapi soal kewaspadaan narkoba ini penting. Karena narkoba ini juga lebih berbahaya, mungkin bisa lewat sweeping itu harapan saya kepada APH," tandasnya.
Editor : Aris S