Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Pemkab Situbondo Bantah Ada Pungli Bantuan Pupuk dan Bibit Jagung

Pemkab Situbondo Bantah Ada Pungli Bantuan Pupuk dan Bibit Jagung © mili.id

Salah seorang petani penerima bantuan pupuk dan bibit, yang mengaku dipungli Poktan. (Fatur Bari/Mili.id)

 

Situbondo - Kepala Bidang Penyuluhan pada Kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Situbondo Muhammad Zaini mengumpulkan para PPL dan kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Banyuputih, Situbondo.

Baca juga: Kondisi Bocah Diduga Dibakar Temannya di Situbondo Membaik

Hal ini buntut viralnya berita para petani penerima bantuan pupuk dan bibit jagung mengaku dipungli oleh oknum kelompok tani (Poktan) di Dusun Sekar Putih, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Situbondo.

"Pasca berita tersebut viral, saya langsung mengumpulkan PPL dan pengurus Poktan, dalam pertemuan tersebut mereka menyatakan tidak pungli, namun uang Rp 50 ribu merupakan iuran untuk kas poktan," elak Muhammad Zaini, Sabtu (6/1/2024).

Ironisnya, pernyataan Muhammad Zaini yang terkesan membela PPL dan poktan itu, langsung dibantah oleh dua orang petani penerima bantuan pupuk dan bibit jagung gratis tersebut, yakni SN dan BT keduanya asal Dusun Sekar Putih, Desa Sumberanyar.

"Sebagai penerima bantuan pupuk dan bibit saya diwajibkan untuk membayar uang Rp 50 ribu, dengan dalih untuk biaya transpor, keamanan dan PPL. Jadi, saya tegaskan tidak ada kesepakatan antara poktan dan para petani penerima bantuan untuk membayar iuran uang Rp 50 ribu," ujar SN.

Baca juga: 13 Orang Terlibat Premanisme di Situbondo Diringkus

Baca Juga: Penerima Bantuan Pupuk dan Bibit Jagung di Situbondo Mengaku Dimintai Uang 50 Ribu

Menurut dia, sebagai petani dirinya membayar setiap bulan ke poktan, bukan serta merta ditelepon harus membawa uang Rp 50 ribu, saat menerima bantuan pupuk dan bibit jagung gratis.

"Saat menerima bantuan pupuk dan bibit gratis, saya disuruh membawa Rp 50 ribu. Makanya, saya katakan tidak ada kesepakatan antara petani dan poktan," bebernya.

Baca juga: Eks Lokalisasi Burnik Situbondo, Disulap Jadi Jogging Track dan Wisata Kuliner

Hal senada juga dikatakan petani berinisial BT, tidak ada kesepakatan sebelumnya, hanya saja saat ditelepon dirinya disuruh membawa uang Rp 50 ribu untuk bantuan pupuk, serta Rp50 ribu untuk bibit jagung gratis.

"Saat menelpon, dia mengatakan uang Rp50 ribu untu biaya kuli dan transpor, bukan untuk iuran kas poktan. Ayo jujur saja, akui pungli tersebut," pungkasnya.

Editor : Aris S



Berita Terkait