Jember - Mulai pertengahan Desember sampai sekarang ketika siang hari cuaca panas sangat ekstrem hingga membuat kepala pusing.
Bahkan bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah dengan kondisi cuaca yang sangat panas hingga mencapai 40°C atau lebih ini tidak menutup kemungkinan akan mengalami heat stroke.
Baca juga: Senam Ratusan Emak-emak Bareng Cabup 01 Jember Dibubarkan Kades Semboro
"Heat stroke mungkin masih asing pada sebagian besar masyarakat. Heat stroke merupakan sengatan panas, yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh pada saat melakukan kegiatan di luar rumah," ujar Koordinator bidang Pelayanan dan Program Kesehatan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Cabang Jember, Siti Dwiana Atmawati S.KM.
Dipaparkan Dwiana bila tanda-tanda seseorang terkena heat stroke adalah meningkatnya suhu tubuh, delirium atau kebingungan, jantung berdebar, pusing. Bahkan pada kasus yang lebih berat bisa menyebabkan pingsan, kejang, koma, dan perubahan kondisi mental.
"Sehingga seseorang dapat saja terkena heat stroke walau dalam kondisi sehat. Cuaca ekstrem sedang melanda Indonesia akhir-akhir ini, begitu pula yang terjadi dengan Kabupaten Jember," lanjutnya.
Berkurangnya pepohonan merupakan salah satu penyebab suhu lingkungan meningkat. Karena pepohonan berfungsi sebagai penyerap karbondioksida dan polutan, dan karena pepohonan sebagai penghasil O2 sehingga menghasilkan udara yang segar dan peneduh.
Baca juga: Cawabup Djos Sapa Anggota Partai Golkar Jember, Tegaskan Dirinya Bukan Ban Serep
"Sebenarnya semakin banyak pepohonan yang rimbun dapat menjaga kelembaban dan membantu mengurangi cuaca panas yang ekstrem," imbuhnya.
Sedangkan ketika musim hujan tiba, masih menurut Dwiana untuk mencegah bencana pohon tumbang pada musim penghujan, banyak pepohonan di ruas jalan utama dipangkas. Sayangnya pemangkasannya seringkali
terlalu berlebihan.
Tampak di beberapa ruas jalan di Jember pepohonan dipangkas habis rantingnya, sehingga
trondol. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk menumbuhkan ranting-ranting dan dedaunan penghasil
O2 ini," papar Dwiana.
Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini perlu diwaspadai, terutama untuk orang yang banyak
beraktivitas di luar rumah, karena akan menyebabkan masalah kesehatan.
Baca juga: 4 Kereta Api di Jember Terlambat Imbas Insiden KA Pandalungan Vs Truk
Bahkan Kementrian Kesehatan RI mengingatkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai, adalah ketika terjadi keringat berlebih, kulit terasa panas dan kering, dada berdebar kencang, mual muntah, dan kulit terlihat pucat.
Apabila hal tersebut terjadi, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah mencegah dehidrasi dengan banyak minum
air putih, menghindari kontak langsung dengan matahari dengan memakai topi atau payung, sebisa
mungkin untuk berteduh antara pukul 11.00 sampai pukul 15.00, menggunakan baju yang longgar dan
berbahan ringan.
"Kurangi aktifitas di luar rumah di tengah cuaca panas ekstrem, apabila mengalami gejala
tersebut, dapat menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," pesannya.
Editor : Aris S