Tangkapan Layar Presiden Soeharto AI Dapukan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa (dok. tangkapan layar akun instagram Erwin Aksa).
Surabaya - Munculnya figur presiden Soeharto dalam bentuk Artificial intelligence (AI), didapuk oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Pakar komunikasi politik menilai cara Golkar kurang tepat.
Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (UNAIR), Suko Widodo mengatakan AI Soeharto gagal 'recalling' kepada masyarakat.
"Pak Harto bila secara kualitatif di desa - desa masih kuat. Akan tetapi, dia memiliki problem terhadap reformasi," terang Suko dikonfirmasi, Sabtu (13/1/2024).
Kegagalan recalling Golkar atau merebut hati masyarakat itu dibuktikan dengan munculnya beragam pro kontra, penilaian terhadap sosok Soeharto.
"Masih perlu prepare dalam rekam jejak, agar orang yang mengidolakan figur Soeharto bisa benar benar terpanggil. Sebab, saat ini pendukung Golkar masih kuat. Seperti halnya stiker dalam bak truk menyebut, " Piye? Penak Jamanku To?," kata Suko.
Sehingga dinilai oleh Suko, bahwa Golkar saat ini kurang kreatif. Dan dia menyarankan, recalling seharusnya di komparasikan melalui data ilmiah pencapaian Soeharto dan prestasi Golkar.
"Branding melalui prestasinya Soeharto ini kan bisa. Nilai ekonomis jaman menjabat itu sekian dan Dollar dulu Rp2.500 - sekarang jadi Rp15 ribu, begitu," paparnya.
Supaya tidak terkesan sembarangan, takutnya masyarakat salah presepsi dan justru yang dia (masyarakat) kenang hanyalah sikap Soeharto yang otoriter, buruk menjabat selama 32 tahun
Dari situ, Suko menyatakan, seharusnya partai tua dan masih memiliki pendung kuat ini, nanti bisa berkampanye ataupun branding partainya dengan riset terlebih dulu.
"Seharusnya, partai Golkar ini melakukan riset lebih dahulu, publik diriset, dan dilakukan riset keberhasilannya. Hingga dapat ditemukan titik temu. Tidak seperti sekarang ini," tandasnya.
Baca juga: Puncak Vasa Wedding Fair 2025 Suguhkan Koleksi Desainer Diana Putri
Editor : Achmad S