Cerita Rani, Gadis Kota Mojokerto yang Gowes Sendirian Menuju Pulau Bali

Cerita Rani, Gadis Kota Mojokerto yang Gowes Sendirian Menuju Pulau Bali © mili.id

Rani, gadis Kota Mojokerto yang gowes sendiri menuju Pulau Bali (Foto: Dok. pribadi Rani for mili.id)

Mojokerto - Rani Cahyanti (23) gadis asal Lingkungan Trenggilis, Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto gowes sendirian menuju Pulau Bali.

Rani sebelumnya viral di TikTok karena menggunakan sepeda jenis Minion yang dinamainya Surikala, berkeliling dengan rute jauh.

Baca juga: Bawaslu Kota Mojokerto Teruskan Kasus Dugaan Pelanggaran Administrasi KPU

Hobi bersepeda diakui gadis mandiri ini cukup baru. Yakni dua tahun belakangan atau tepatnya Agustus 2021, usai dirinya di-PHK salah satu minimarket saat Covid-19 melanda.

Rani sengaja memilih untuk memuaskan hasrat batin dan pikirannya dengan menaklukkan rute 500 kilometer lebih dengan soloride Mojokerto-Bali dalam waktu hanya tiga hari.

Di saat semua orang sedang terlelap, Kamis (28/12/2023), anak pasangan Tiran dan Supeni ini justru mulai mengayuh sepeda tua milik ibunya seorang diri.

Gadis tinggi semampai itu menyiapkan perjalan panjangnya. Mulai mengganti sadel sepeda usang milik ibunya, hingga menambah lampu penerangan.

Dia juga membawa tas berwarna cokelat berisikan pakaian, peralatan pendukung elektronik charger, power bank, dan sedikit perbekalan selama perjalanan. Semua disiapkan, sehari sebelum dirinya mengayuh sepedanya.

"Sadelnya udah gak layak banget sebelumnya, dan untuk berangkat ke Bali aku gak ganti sparepart atau menambah part yang proper. Jadi seadanya, seperti sepeda Polygon Sierra pada umumnya," tutur Rani kepada mili.id, Senin (14/1/2024).

Sembari memenuhi hasrat pribadinya dan follower akun TikTok-nya @Rani Cahyanti, gadis berkulit khas kuning langsat ini rupanya sedang mengikuti kompetisi internasional Rafa'i Festival 2024 dengan jarak tempuh 500 kilometer.

Baca juga: Jembatan Kedungkudi Mojokerto Putus Diterjang Arus Sungai Sadar

"Aku berangkat ini, soalnya juga mau buktikan ke netizen yang komentar kalau naik sepeda jarak jauh pasti bisa, orang sepedanya mendukung. Nah, aku mau buktikan, kalau pakai sepeda apapun bisa jarak jauh, asal mau dan komit," kisahnya.

Mengenakan kaos berwarna putih dengan gambar karikatur identitas diri menjadi pilihan kostum perdana yang dikenakannya di hari pertama soloride. Yah tentunya lengkap dengan topi dan sepatu khas pesepeda.

Meski suasana sepi dan udara cukup dingin menyapa kulit, tidak menyurutkan kayuhan penjual sando keliling di Kota Mojokerto ini untuk melewati jalur-jalur terbilang ekstrem dan sepi di malam hari, mulai dari Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Gilimanuk, Negara, Tabanan, Denpasar.

"Berangkat 28, sampai ke titik akhir 30 Desember. Total jarak tempuh 500 kilometer. Selain mematahkan komentar netizen, aku juga ikut Rapha Festival 500 kilometer, deadline-nya emang dari tanggal 24 sampai 31 Desember," jelas dia.

Baca juga: Langgar Netralitas ASN Pilkada, Seorang Kades di Mojokerto Dituntut Dua Bulan Penjara

Sebelumnya, Rani sempat bekerja di salah satu pabrik kenamaan di Kawasan Industri Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

Namun, ia lebih memilih resign dan fokus untuk berdagang membantu penghidupan keluarganya maupun melakukan hobinya bersepeda jarak jauh.

Gadis pencinta kucing ini memilih berjualan sando atau sandwich khas Jepang menggunakan Minion kesayangannya yang mangkal di sekitar sekolah TNH atau Alun-alun Wiraraja, Kota Mojokerto.

Bahkan, kini Rani memiliki outlet Sandwich Picnic Addict olahannya di Pasar Kliwon dengan pajangan gaya retro atau jadul khas keseharian dirinya dalam mengenakan outfit.

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait