Surabaya - Petra Christian University (PCU) menambah empat profesor atau guru besar pada bulan Januari 2024 ini. Salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia versi Lembaga pemeringkatan universitas dunia Quacquarelli Symonds (QS) South-Eastern Asia University Rankings 2023 selalu berupaya memberikan yang terbaik kepada mahasiswa.
Keempat profesor ini berasal dari dua fakultas yang berbeda yaitu Faculty of Industrial Technology dan School of Business and Management.
Seperti apa profil keempat profesor yang resmi bergabung dengan PCU, berikut kami sampaikan.
1. Prof Dr Dra Juniarti, M.Si, Ak, CA, CMA
“Rumus” Investasi Yang Aman Bagi Pemula
Profesor pertama bidang Akuntansi di PCU ini resmi meraih gelar tertinggi tersebut berdasarkan SK (Surat Keputusan), yang ditandatangani oleh Mendikbudristek tertanggal 18 September 2023.
Mengaku tertarik dengan dunia investasi, topik riset yang dilakukan oleh Profesor dari School of Business and Management (SBM) tak jauh-jauh dari itu. Salah satunya mengulik tips menjadi investor saham bagi pemula salah satunya Gen Z.
Guru Besar yang memiliki 2.71K subscribers YouTube itu merinci setidaknya ada empat tips.
“Pertama lihat produknya, lihat pula industrinya, dan tak lupa lihat siapa manajemennya. Intinya dapatkan dan analisis informasi dari beragam media yang ada tentang saham yang anda akan invest,” tambah salah satu dosen di program Business Accounting PCU ini.
Tak hanya itu, secara rutin Prof. Juniarti berbagi interestnya di channel YouTube miliknya tentang bagaimana menggunakan analisis fundamental untuk menentukan saham mana yang memiliki masa depan yang baik. Salah satu yang pernah dibahas di kanal Youtube beliau adalah topik back door listing dan prediksi perusahaan-perusahaan yang akan collapse karena corporate action yang tidak tepat sasaran. Misalnya seperti GOTO dan lain-lain.
Perjalanan untuk meraih Jabatan Akademik Dosen tertinggi itu memerlukan proses yang cukup panjang. Ia berkisah, serangkaian proses itu telah dijalani mulai dari tahun 2021, setelah ia lulus pendidikan S3 pada 2016. Selama lima tahun, berbagai proses memantapkan diri ia lakoni.
“Puji Tuhan, segala proses bisa selesai dengan baik. Karena perjalanannya memang tidaklah mudah. Ada banyak syarat menjadi guru besar, bahkan kini ada beberapa tambahan yang harus dipenuhi. Salah satunya seperti pernah menjadi ketua peneliti dari hibah Dikti, atau pernah menguji mahasiswa doktoral mulai dari proposal sampai dengan ujian terbuka, dan/atau menjadi reviewer dari jurnal internasional bereputasi. Namun tetap, yang paling utama adalah memiliki karya penelitian,” tutup Guru Besar yang telah bergabung di PCU sejak tahun 1994 tersebut.
2. Prof. Dr. Njo Anastasia, S.E., M.T
"Masa Sih Generasi Muda Sulit Punya Rumah Sendiri?"
Bergabung di PCU sejak tahun 2000, dosen di Finance & Investment Program, SBM tersebut mendalami manajemen keuangan perusahaan, keuangan personal serta topik-topik properti.
“Saya sebenarnya sejak SMA sangat suka dengan bangunan dan desain, ya seperti Arsitektur. Maka akhirnya saya mengambil kuliah ekonomi di UK Petra sebab memiliki konsentrasi real estate sebagai angkatan pertama. “Rasa cinta pada obyek-obyek real estate yang unik membuat saya berusaha mendalami keuangan real estate baik secara corporate maupun personal,” tambah Anastasia yang juga merupakan Kepala Laboratorium Perancangan dan Produk Keuangan SBM PCU.
Maka tak heran jika topik penelitian Guru Besar dalam bidang ilmu Manajemen Keuangan ini lebih banyak ke arah bahasan properti, khususnya perilaku orang dalam membeli properti termasuk para generasi muda baik itu generasi millenial maupun generasi Z.
Pilihan investasi pada pasar real estate yang paling umum adalah rumah atau apartemen. Tetapi apakah mungkin generasi muda memiliki rumah? “Segala sesuatu mungkin. Asal buatlah perencanaan keuangan anda sedini mungkin untuk dapat mendapatkan rumah impianmu,” kata Profesor yang mengambil program master di Civil Engineering PCU dengan spesifikasi Property Management ini.
Dosen yang juga menjadi penilai publik dan bergabung pada MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia) mengatakan perencanaan ini penting meski dimulai dari hal yang sederhana.
“Misalnya mulai menulis luas bangunannya, lokasi dan lain-lain, maka penting untuk memahami nilai obyek tersebut. Oleh sebab itu jika mulai berpikir untuk investasi maka lakukan diversifikasi portfolio sedini mungkin dengan menyesuaikan gaya hidup untuk mencapai tujuan,” ungkap Profesor berkaca mata itu.
Meraih gelar Guru Besar melalui SK yang ditandatangani Mendikbudristek tertanggal 23 Oktober 2023 ini mengatakan bahwa ilmu properti memiliki beberapa disiplin ilmu salah satunya perilaku keuangan.
Misal berhubungan pengambilan keputusan, maka pelaku cenderung berpikir secara rasional namun keputusan yang diambil bisa menjadi tidak rasional. Pada titik atau kondisi tertentu, orang tersebut bisa menjadi irasional saat akan membeli property,” katanya.
Tak pernah membayangkan bisa mendapatkan jabatan fungsional tertinggi bagi seorang dosen, Anastasia yang telah menghasilkan lima buku mulai mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan sejak tahun 2018 tetapi belum diurusnya sebab ia masih sibuk mengerjakan penelitian.
Beliau sempat berhenti karena merasa putus asa dengan aturan yang berubah dan lelah karena masih harus bolak balik melengkapi dokumen-dokumen yang kurang.
“Tetapi kemudian saya berpikir, ini sudah setengah jalan. Alias sudah terlanjur kecemplung ya sudah saya lanjutkan saja. Jadi pesan saya, bersabarlah dan telaten saja untuk menjalani prosesnya, semua akan indah pada waktunya,” tutup Prof. Anastasia.
3. Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc.
Material Interior Mobil yang Sustainable, Campuran antara Bahan Alam dan Plastik Bekas
Kita sedang diperhadapkan dengan “the perfect storm”, diantaranya efek pandemi COVID-19, perubahan iklim, krisis energi dan pangan, serta ketegangan geopolitik. Maka dari itu terkait krisis energi dan pengurangan CO2 diperlukan respon global dan ini telah memberikan tekanan lebih lanjut pada industri otomotif khususnya di negara-negara maju.
Ialah Prof. Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc., yang baru saja ditetapkan sebagai Profesor dalam bidang ilmu Teknik Mesin PCU ini meneliti mengenai bahan material mobil yang ramah lingkungan.
Dosen yang juga Wakil Rektor bidang Akademik PCU itu meneliti mengenai komposit bahan alam yang dibuat sebagai bahan material mobil. Komposit merupakan suatu material yang berasal dari percampuran dua bahan yang berbeda. Tujuannya adalah sifat baik dari masing-masing bahan itu bisa saling melengkapi sehingga satu bisa menguatkan yang lain.
Dalam hal ini serat alam yang dimanfaatkan adalah serat ampas tebu dari pabrik gula di Sidoarjo, Jawa Timur yang dicampurkan dengan matriks polipropilena (PP).
“Plastik punya sifat sangat lunak, tapi begitu dikasih serat ampas tebu yang punya sifat lebih kuat maka bahan plastiknya tadi akan jadi lebih kuat dan kaku,” jelas Prof Juliana.
Ia mengaku telah mengeksplorasi bermacam serat alam, mulai dari serat pohon palem, kulit kacang mete, kluwak, biji salak, sekam padi, hingga bonggol jagung. Namun pilihannya berlabuh pada serat ampas tebu karena Prof Juliana juga melihat dari segi ketersediaan bahannya.
Prof. Juliana melihat bahwa material yang ringan tapi kuat seperti yang ditelitinya itu dibutuhkan dalam industri otomotif.
“Sekarang mobil harus diproduksi dengan material yang ringan supaya tidak banyak menggunakan bahan bakar supaya dapat mencegah polusi. Makanya banyak mobil yang memilih pakai bahan plastik, tapi plastik itu kan tidak sustainable. Oleh karena itu, yang paling tepat adalah dengan menambahkan serat alam di dalam bahan yang dipakai, supaya dia tetep kuat tapi juga ramah lingkungan dan sustainable," imbuh Prof. Juliana.
Menurut Profesor yang memiliki 20 lebih jurnal internasional ini serat alam merupakan bahan yang punya sifat unik tiap individual seratnya. Menambahkan serat alam ke dalam plastik akan mengurangi pemakaian plastik dan juga jejak karbon tapi dapat menghasilkan material yang kuat.
"Saya percaya masih banyak peluang yang bisa di-explore untuk penggunaan serat alam atau bahan alam untuk membuat komposit yang ringan, kuat, dan ramah lingkungan yg dapat dimanfaatkan oleh dunia industri, khususnya industri otomotif dan peralatan olah raga misalnya. The future is green dengan semakin bertambahnya antusias masyarakat menghargai planet kita maka akan menarik industri mengembangkan produk dengan muatan bahan alam," tutup Prof. Juliana
4. Prof. Dr. Zeplin Jiwa Husada Tarigan, S.T., M.M.T.
“Human machine interface Guna Meningkatkan Daya Saing Pada Supply Chain”
Pandemi yang mengubah segalanya, kini membuat gadget menjadi sebuah alat dalam mengendalikan aktivitas setiap hari. Tak terkecuali perusahaan yang mengendalikan proses dan produknya secara real time dengan menggunakan sistem yang dapat interaksi langsung dengan mesin guna menghasilkan efisiensi dan efektivitas.
Pandemi yang mengubah segalanya, kini membuat gadget menjadi sebuah alat dalam mengendalikan aktivitas setiap hari. Tak rofesor baru dalam bidang Ilmu Manajemen, khususnya Manajemen Produksi dan Operasional yaitu Prof. Dr. Zeplin Jiwa Husada Tarigan, S.T., M.M.T., tergelitik meneliti hal ini.
"Perusahaan perlu mengembangkan sistem manajemen yang terintegrasi dengan penggunaan software dengan membeli paket ERP atau pengembangan sendiri, guna dapat membantu perusahaan dalam mengendalikan data dan stock barang di gudang. Sistem itu bisa diakses oleh semua departemen terkait, sehingga memudahkan mereka dalam berkoordinasi," ujar Prof Zeplin.
Menurut dosen yang juga aktif di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai Koordinator Publikasi merinci bahwa Perusahaan menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis, misalnya membutuhkan integrasi antar seluruh departemen maka menggunakan teknologi ERP (Enterprise Resource Planning), kalau untuk mendapatkan data real time di lapangan bisa menggunakan teknologi RFID.
Mulai tahun 2016 ketika berkomitmen mengurus gelar Profesor, Prof Zeplin tercatat sudah menghasilkan jurnal bereputasi di Scopus sebanyak kurang lebih 54 artikel diantaranya 34 artikel Q1 dan 4 artikel Q2 dan Hindeks scopus 13. Bahkan dari tahun 2008 hingga sekarang, ia tak pernah absen mendapat hibah penelitian.
"Puji Tuhan total jurnal saya di Scopus sudah jauh melebihi dari persyaratan Guru Besar. Jangan sampai ritme yang sudah ada ini mengendur setelah gelarnya saya dapatkan. Itulah yang menjadi tantangan saya ke depan," tutur Prof Zeplin.
Saat ditanya tentang rencana ke depan setelah meraih gelar Profesor, ia mengaku ingin lebih berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, terutama di dunia industri. Profesor yang juga Kepala Pusat Penelitian PCU ini juga berencana membangun ruang diskusi atau wadah, untuk memfasilitasi para dosen muda agar semakin aware dan peduli terhadap penelitian.
"Kita sebagai dosen harus terus melakukan penelitian. Karena sebagai dosen, jantungnya itu ada di penelitian,” imbuhnya.
Sekilas tentang Petra Christian University (PCU), sebuah universitas swasta yang berdiri sejak tahun 1961 bertempat di Surabaya, Indonesia. PCU memiliki fakultas-fakultas yang terkemuka di bidang pendidikan, teknologi, konstruksi, bisnis, dan industri kreatif.
terkecuali perusahaan yang mengendalikan proses dan produknya secara real time dengan menggunakan sistem yang dapat interaksi langsung dengan mesin guna menghasilkan efisiensi dan efektivitas.
Sementara itu, Rektor PCU Prof Djwantoro Hardjito mengatakan, guru besar sebanyak 17 yang aktif dan selanjutnya akan terus bertambah.
Baca juga: Menikmati Nasi Krawu Khas Gresik Hj Suliha di Surabaya, Ini Lokasinya
"Sekarang total profesor di PCU (Petra Christian University, red) yang aktif 17 dengan adanya tambahan gubes baru ini, dan tentu akan terus bertambah," tutur Prof Djwantoro.
Baca juga: Kasrem 084/Bhaskara Jaya Pimpin Upacara Peringatan HUT Ke-79 TNI
"Bukan hanya bicara soal publikasi jurnal, tapi mereka juga harus mengimplementasikan ilmu yang didapatkan itu ke dalam pembelajaran kepada para mahasiswa. Setelah menjadi guru besar, bukan akhir segalanya. Justru saya harap tanggung jawab mereka akan bertambah termasuk memberi kontribusi nyata buat masyarakat," pungkasnya.
Editor : Achmad S