Selamat datang di mili.id - Platform Berita Terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai dari berita nasional hingga internasional, hanya di mili.id.

Wow! Produksi Edamame dan Okra 53 Petani di Jember Tembus Pasar Internasional

Wow! Produksi Edamame dan Okra 53 Petani di Jember Tembus Pasar Internasional © mili.id

Budidaya edamame dan okra di Jember tembus pasar internasional (Foto: Hatta/mili.id)

Jember - 53 petani di Jember yang sejak 2015 menekuni budidaya produk pangan edamame dan okra, mulai merasakan hasilnya.

53 petani itu mendapat pembekalan dan praktik agronomi dari PT. Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) melalui program Kerjasama Operasi (KSO), sehingga siap menjadi tenaga terlatih.

Baca juga: Pj Bupati Jember Gus Firjaun Ungkap Sosok Almarhum Renville Antonio

Perusahan di bidang pangan itu terus melakukan pengawalan terhadap para petani, khususnya kaum milenial, agar hasil pertanian mereka tembus ke pasar internasional.

Namun sebelum itu, para petani harus memiliki kemampuan mengelola tanah, penanaman, perawatan, panen, dan transportasi. Sehingga menghasilkan edamame dan okra berkualitas.

Lahan pertanian untuk edamame di wilayah Kecamatan Ambulu, Ajung, Silo, dan Ledokombo itu untuk menopang kapasitas pabrik 3 ton per jam atau 6000 ton per tahun.

Pasar internasional yang berhasil ditembus meliputi Jepang, India, dan Timur Tengah. Juga domestik, dengan produk bernama Edashi Salted dan Original.

General Manager Estate PT. GMIT, Margo Waluyo mengatakan, misi dan visi perusahaan itu berawal dari meningkatnya potensi konsumsi healty food.

"Pangsa pasar ekspor pertanian di luar negeri, khususnya Jepang adalah edamame. Jadi kita sangat tertarik mengembangkan budidaya tanaman edamame ini," ujar Margo, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Kasus Bocah Jember Dibunuh Ayah Tiri, Tersangka Jalani Tes Kejiwaan

"Kemudian alasan kami menggandeng petani milenial ini, salah satunya karena kita melakukan budidaya tanaman edamame ini memanfaatkan teknologi. Dan petani milenial kan mudah beradaptasi. Dengan teknik budidaya hayati yang baru, mereka lebih antusias," tambahnya.

Untuk mendukung kualitas pangan edamame dan okra, diterapkan aplikasi dan teknologi SIGAP (Digital Transformation of Reporting).

"Jadi adanya kombinasi (petani millenial dengan teknologi) ini sangat menarik sekali. Dengan sistem SIGAP yang kita kembangkan ini, proses budidaya tanaman edamame dari pemilihan lahan sampai panennya, juga sampai ke pabrik, sudah terinput di sistem. Sehingga perekaman data, dan aksesibility-nya lengkap semua dan serba digital," papar dia.

Margo menjelaskan bahwa proses menggandeng petani milenial tidak mudah dan harus ekstra sabar.

Baca juga: Mengintip Dapur Umum Dinsos Jember untuk Warga Binaan Liponsos

"Memang sulit untuk mengajak petani-petani muda. Tapi dengan progres development program, kita sosialisasikan ke sekolah-sekolah, pesantren, dan di beberapa gapoktan. Kita rekrut petani muda ini," tegas dia.

"Dengan memberikan challenge, kami beri modal lewat program KSO. Modal dari perusahaan, petani muda melakukan progresnya dari sisi keamanan dan dari sisi kerjanya yang dikelola," tambah Margo.

Dengan progres yang dilakukan itu, Margo menyebut bahwa budidaya tanaman pangan khususnya di Jember menjadi lebih baik dan menjanjikan.

"Dengan target luasan wilayahnya nanti mencapai 1000 hektare. Karena tantangan di pangsa pasar luar seperti di Jepang, India, dan Timur Tengah bisa kita ambil pasarnya. Khususnya lahan-lahan itu ada di Jember," pungkas Margo.

Editor : Narendra Bakrie



Berita Terkait