Ketua DPW Amkei Kepri, Andre Kei Letsion di Mapolrestabes Surabaya (Foto: Ist)
Surabaya - Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Amkei Kepulauan Riau (Kepri), Andre Kei Letsion angkat bicara terkait penagihan utang berbuntut perusakan di kantor PT Jabbaru Elektrodaya Telematika Jalan Gayung Kebonsari X Bomor 7 Surabaya.
Andre mengatakan, awalnya PT Jabbaru Elektrodaya Telematika melakukan kerjasama dengan PT Makmur Jaya yang berada di Sorong, Papua, pada Tahun 2020.
Baca juga: Ketua Ormas di Surabaya Ternyata Cabuli Anak Tirinya, Begini Modusnya
"Selama pekerjaan itu berjalan, kakak (klien) saya itu memakai duit pribadi, beliau mengerjakan pekerjaan yang dikasih PT Jabbaru. Jadi nilai pekerjaan saudara saya itu kurang lebih mencapai Rp66 miliar," ungka Andre di Surabaya, Kamis (18/1/2024).
Dari Rp66 miliar itu, saudaranya melakukan penagihan atas kerjasama tersebut ke pihak Farida, pemilik PT Jabbaru Elektrodaya Telematika. Namun Farida hanya bisa mengangsur sedikit demi sedikit.
Baca juga: Ketegangan saat Puluhan Orang Menagih Utang Rp4,5 Miliar di Surabaya
"Sampai di dua tahun terakhir, PT Jabbaru itu putus komunikasi dengan saudara saya. Kemudian saudara saya itu bercerita kronologi dan persoalan yang terjadi kepada saya. Kemudian saya diberikan kuasa untuk meminta hak," tambahnya.
Lalu, pada Rabu (17/1/2024) sekitar pukul 09.00 WIB, Andre mendatangi kantor tersebut dan ingin menemui Farida untuk menanyakan kekurangan pembayaran proyek sebesar Rp7 miliar.
Baca juga: Pengurus INTI Surabaya 2024-2028 Dilantik, Dukung Indonesia Emas dari Kota Pahlawan
"Kami bertanya kepada pihak yang berada di sana, siapa yang tertua di sini. Kami ingin bertemu dengan Ibu Farida selaku pemilik PT Jabbaru. Kami ingin bertemu dengan beliau untuk mengklarifikasi terkait dengan hak-hak yang belum dibayar," lanjutnya.
Menurut Andre, pihaknya sempat dihalangi oleh orang suruhan Farida yang mem-backup kantor tersebut. Orang yang diduga preman bayaran ini melakukan penyerangan lebih dulu.
"Tapi apa yang terjadi? Anggota atau orang suruhan PT Jabbaru melakukan penyerangan terhadap anggota saya. Sehingga, mereka menggunakan batu, kayu dan kapak, besi dan macam-macam untuk menyerang anggota saya," ungkapnya.
Ketika pihak Farida disebutnya melakukan penyerangan secara sporadis berkali-kali, kelompok Andre masih menahan diri supaya tidak terpancing. Namun, ketika pihaknya semakin terpojok, dengan terpaksa melakukan pembelaan.
Baca juga: Tangis Ibu di Surabaya saat Tahu Anaknya Tewas Tenggelam
"Anggota saya masih sempat menghindar, tapi karena mereka melakukan penyerangan terus, jadi mungkin rekan-rekan saya juga panas, akhirnya lempar balik barang atau batu yang dilempar ke teman-teman saya," paparnya.
Atas insiden itu, Andre meminta PT Jabbaru bersikap profesional untuk menyelesaikan utangnya dengan mencari solusi terbaik.
"Kami bukan preman, bukan penjahat. Kami tidak melakukan penyerangan, tapi mereka yang menyerang kita. Kami meminta pihak PT Jabbaru itu bisa profesional sehingga kita bisa mencari solusi yang terbaik untuk persoalan ini," tegas dia.
Editor : Redaksi