Sidoarjo - Pemangku kebijakan pendidikan dan sekolah di Kabupaten Sidoarjo komitmen meneruskan program Sekolah Toleransi, tahun 2024.
Baca juga: Pengedar Sabu Sidoarjo 'Digigit' Pembeli Asal Surabaya
Mulanya sekolah toleransi didapuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sidoarjo bersama Komunitas Seni BrangWetan.
Sementara, pada Kamis (18/1/2024) kemarin kembali digelar pembahasan sekolah toleransi, dibungkus lewat acara "Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi" yang digelar di Fave Hotel, Sidoarjo.
Salah seorang pembicara, Amin Hasan, M.Pd, dari UIN Sunan Ampel Surabaya mengatakan apresiasi atas suksesnya program toleransi di sekolah Sidoarjo.
"Mewujudkan sekolah toleransi tidak sebatas diucapkan dan administrasi belaka melainkan harus meliputi seluruh ekosistem sekolah. Mulai Kepala Sekolah, Siswa, bahkan Tukang Kebun," kata Amin.
Hal tersebut dinilai oleh Amin adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Sebab, program ini berjalan mulus karena disokong banyak pihak; termasuk kawan- kawan dari Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas).
"Kurikulum bukan sebatas apa yang diajarkan di dalam kelas. Melainkan apa yang dilakukan dan ditunjukkan oleh guru. Contoh dari busana misalnya, hal ini juga termasuk bagian dari kurikulum karena akan dinilai oleh siswa," rincinya.
Terlebih, program tersebut merupakan sebuah program Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) dan memasuki gelombang ke- tiga di 2024.
Sementara Henri Nurcahyo, Project Manager CBCTA sekaligus Ketua Komunitas Seni BrangWetan menambahkan. Kalau di tahun ke 3 di 2024, akan melanjutkan sekolah toleransi disebanyak 50 di SMP negeri, maupun swasta.
"Pada gelombang 2 lalu, sudah menghasilkan 3 SMPN sebagai Sekolah Toleransi. Yaitu di SMPN 1 Taman, Gedangan, dan Waru. Mereka inilah nanti yang menjadi percontohan sekolah toleransi," ungkap Henri Ketua Komunitas Seni BrangWetan tersebut.
Sehingga, lanjut Henri, gelombang ke 3 kali ini 50 sekolah akan mendeklarasikan 'Sekolah Toleransi' yang direncanakan berjalan di bulan Mei 2024 nanti.
"Menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Toleransi, ini adalah yang pertama kali, sekligus yang terbanyak," tandasnya.
Baca juga: Sederet Fakta Pembacokan Pria di Surabaya
Editor : Achmad S