Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Pelestarian Permainan Tradisional di Festival Dolanan Yok Pasuruan

Pelestarian Permainan Tradisional di Festival Dolanan Yok Pasuruan © mili.id

Peserta permainan tradisional saat pertandingan. (Mad Rois/Mili.id)

Pasuruan - Ajang perlombaan permainan tradisional yang bertajuk Festival Dolanan Yok kembali digelar ke delapan kali oleh Ponpes Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan. 

Ratusan siswa SD/MI dari sekolah-sekolah di Kota dan Kabupaten Pasuruan yang berkompetisi dalam FDY pun tampak sangat antusias dan semangat sejak Sabtu (20/1) kemarin sampai Minggu (21/1/2023) untuk merebut posisi juara dalam setiap jenis lomba permainan tradisional.

Uniknya, dalam FDY ke 8 ini mengusung tema khas permainan tradisional dari sulawesi selatan. Seperti lomba lambasena (lompat tali), a'beso ( tarik tambang), ma'bom (benteng-bentengan), magalle (egrang batok), mangasing (gobak sodor), Bola Dede (bola tembak), macukke (patil lele) dan lain sebagainya.

"Setelah tahun lalu mengangkat sumatra barat, hari ini kita mengangkat sulawesi selatan. Memang kita ingin mengangkat budaya-budaya di indonesia. Kita juga bisa belajar nama-nama permainan tradisional di daerah-daerah, meskipun permainannya sama tapi istilahnya berbeda," terang Pengasuh Ponpes Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, KH Nailur Rokhman.

Cucu Kiai Abdul Hamid Pasuruan ini menjelaskan jika filosofi Dolanan Yok adalah untuk menegaskan bahwa dolanan itu penting sebagai proses edukasi anak-anak. Sebab, dibalik dolanan ada banyak kecerdasan yang diajarkan. 

Baik kecerdasan atau kesehatan fisik, kesehatan mental, kecerdasam interpersonal, bagaimana melakukan kerjasama agar kompak, menjaga ketangguhan dalam berjuang.

"Kita lihat disini adik-adik kita, minimal dua hari ini lupa pakai handphone," ungkapnya.

Menurut kiai yang akrab disapa Gus Amak ini, FDY yang terus eksis sampai tahun ke 8 ini juga bertujuan untuk mengangkat kembali kebanggan terhadap budaya permainan tradiaional indonesia. 

Satu sisi para santri-satri Ponpes yang terlibat sebagai panitia acara, bisa belajar kepemimpinan dan terlatih untuk mengadakan event besar.

Total peserta dalam FDY ke 8 ini mencapai 1.900 siswa. Selain siswa SD/MI yang berkompetisi lomba permainan tradisional, para siswa SLTP beradu ketangkasan mebuat poster digital, menggambar dan fotografi. Sementara tingkat SLTA berkompetisi membuat mini vlog, karikatur digital dan cover musik ost FDY yang diikuti siswa tingkat SLTA se Jawa Timur.

"Ini adalah persembahan Ponpes Bayt Al-Hikmah untuk anak-anak SD/MI di pasuruan, sehingga mereka bisa bermain dan memiliki ruang utuk merasakan kembali permainan tradisional yang sudah lama hilang," tegasnya.

Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo yang menyerahkan hadiah untuk juara umum FDY pun mengapresiasi atas terselenggaranya FDY. Ia juga berjanji akan memasukkan FDY ke kalender even Pemkot Pasuruan.

"Ini akan kita pikirkan untuk menjadi even agenda rutin Pemkot Pasuruan. Jadi masuk di kalender even Pemkot Pasuruan," tandasnya.

Baca juga: Polres Pasuruan Gelar Safari Ramadan, Dorong Lomba Pos Kamling untuk Keamanan Warga

Editor : Achmad S



Berita Terkait