Pasuruan - Satu dari 12 payung Madinah yang berada di halaman Masjid Jami Al-Anwar Alun-alun Kota Pasuruan diperkirakan sampai seminggu kedepan akan terus tertutup.
Hal itu lantaran imbas angin kencang yang menerjang kawasan Alun-alun hingga membuat satu payung yang menjadi ikon unggulan dan baru dibangun di tahap dua itu meleyot atau rusak.
Baca juga: Pemuda Hajar Temannya Usai Pesta Miras di Alun-alun Situbondo
Dari beberapa video amatir yang beredar di media sosial, saat kejadian terjadi membuat pengunjung yang asyik berfoto di bawah payung Madinah sampai berlarian mencari posisi aman. Tidak lama kemudian, 12 payung ikon Pasuruan yang mengembang saat itu ditutup semua.
"Minggu depan InsyaAllah kembali normal (1 payung yang rusak), secepatnya akan dibenahi," jelas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Payung Madinah tahap dua, Akung Novajanto.
Menurut Akung, kerusakan satu payung Madinah yang berdiri di sisi selatan sebelah timur itu tidak terlalu parah jika dibandingkan keruskan yang terjadi sebelumnya. Sebab, meski payung tersebut mleyot, masih bisa ditutup kembali.
"Kalau kerusakan payung yang dulu kan sampai tidak bisa ditutup, kalau yang sekarang kan masih bisa ditutup," lanjutnya.
Baca juga: Tingkat Partisipasi Pemilih dalam Pilkada 2024 di Kota Pasuruan Dibawah 70 Persen
Akung memastikan jika bangunan utama satu payung yang meleyot diterjang angin masih kokoh dan tidak terjadi masalah. Fokus penangan keruskan berada di jari jari payung Madinah.
"Besi yang bengkok akan diganti baru," ungkapnya.
Di satu sisi Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo yang dikonfirmasi atas kejadian mleyotnya payung Madinah, menerangkan jika pihak penyedia masih memberikan garansi atas kerusakan payung ikon Pasuruan tersebut.
Baca juga: Angin Kencang di Surabaya Akibatkan Mobil Terjebur Sungai dan Pohon Tumbang
Selain itu, Adi pun memikirkan untuk memasang sensor angin yang lebih canggih dan otomatis di area payung Madinah, sehingga bisa otomatis tertutup saat akan tiba angin kencang.
"Ada usulan kalau angin di Kota Pasuruan kan fluktuatif, kadang kencang kadang tidak, itu memang kita harus punya sensor angin, yang kalau ada sensor (angin) bisa nutup sendiri otomatis. Jadi tidak perlu pakek manual, begitu ada angin harus tertutup. Kalau lihat kejadian yang tadi mungkin (sensor angin yang ada) kurang peka kali ya," tandas Wakil Wali Kota Pasuruan saat dikonfirmasi mili.id.
Editor : Aris S