Banyuwangi - Belum terkuak sepenuhnya tabir kematian Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Banyuwangi, kini muncul kembali pengakuan mengejutkan dari keluarga.
Suyanti (38), ibu korban menyebut bahwa jenazah anaknya sempat dibopong oleh beberapa teman dan FTH, sepupunya, menuju rumah sakit menggunakan motor.
Baca juga: Remaja Jember Pelaku Curanmor di Banyuwangi Juga Embat Uang Kotak Amal Masjid
Keterangan itu diperoleh Suyanti melalui FTH, ponakan sekaligus sepupu anaknya. FTH ikut mengantarkan Bintang bersama perwakilan Pondok Pesantren (Ponpes) PTQ Al Hanifiyyah Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri pada Sabtu (24/2/2024) lalu.
"Setelah kita desak dia mengaku kalau sempat membawa Bintang ke rumah sakit boncengan pakai motor bareng sama temannya. Tapi ditolak karena sudah dalam kondisi meninggal dunia," ujar Suyanti, Senin (26/2/2023).
Jelas ditelinga Suyanti bahwa FTH mengaku pihak rumah sakit menolak tubuh Bintang lantaran sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Mirisnya, jasad korban sempat diletakkan di dalam asrama.
"Dia (FTH) ngaku jika jenazah Bintang itu diinapkan dalam pondok. Dan dia mendampingi selama satu malam. Pengakuan sepupu seperti itu. Makanya saya kaget saat dengar pengakuan tersebut," ungkap Suyanti.
Tak disebutkan pasti rumah sakit mana yang menolak jasad anak bungsunya itu. Suyanti tak bisa berkata dan bertanya lantaran tak kuasa melihat kondisi tubuh Bintang yang dipenuhi luka.
Bahkan sebelum datang ke rumah duka, jenazah Bintang sempat tertunda di wilayah Kalibaru, Banyuwangi, lebih dari satu jam. Alasannya berhenti sejenak untuk salat.
Padahal menurut Suyanti, rombongan ambulans yang membawa jasad Bintang lajunya tepat waktu sebelum memasuki perbatasan Jember-Banyuwangi via Gumitir. Akan tetapi lajunya mendadak tersendat lantaran alasan istirahat sejenak.
Baca juga: Perjuangan Belasan KPPS di Banyuwangi untuk Datang ke Lokasi Pelantikan
Keluarga menduga, ada kesengajaan dari pihak pesantren untuk mengatur strategi sebelum sampai di rumah duka.
"Pasti ada yang gak beres. Makanya saya dan anak pertama meminta sejak awal untuk dibuka kain kafannya. Namun ada ceceran darah yang membuat kami naik darah melihat kondisi Bintang," tambah Suyanti.
Ceceran darah dari keranda bintang jadi titik awal timbulnya kecurigaan. Dan video berisikan teriakan dan isak tangis keluarga korban kepada seorang pria bersarung itu kemudian viral di media sosial.
Keluarga juga menduga bila Bintang dianiaya, bukan terjatuh dari kamar mandi seperti yang disampaikan pihak pesantren. Luka lebam, sundutan rokok hingga jeratan pada leher terlihat begitu jelas. Begitulah yang diungkapkan Mia Nur Khasanah (22), kakak kandung korban.
Baca juga: Remaja asal Jember Ditangkap Usai Curi Motor di Halaman Masjid Banyuwangi
"Astaghfirullah. Luka Lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Tak kuasa menahan tangis. Ini sudah pasti bukan jatuh tapi dianiaya," tutur Mia.
Jasad Bintang sempat dibawa oleh anggota Polsek Glenmore ke RSUD Blambangan, setelah mendapat laporan dari keluarga.
Sementara Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menyebut jika jasad korban dibawa ke RSUD Blambangan untuk dilakukan visum. Akan tetapi pihaknya belum menerima hasilnya.
"Kami hanya membantu proses visum. Namun hasilnya belum keluar. Tapi sekilas memang ditemukan ada luka-luka," beber Andrew.
Editor : Narendra Bakrie