Warga Pulau Gili Ketapang menjalankan Tradisi Pettolekoran (Foto: Fades/mili.id)
Probolinggo - Ribuan warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan Kota Probolinggo, Minggu (27/4/2024) siang.
Hal ini sudah menjadi tradisi bagi warga setempat setiap H-3 jelang Lebaran Idul Fitri. Tradisi ini disebut Pettolekoran (Bahasa Madura), yang bila diartikan Hari 27 Bulan Ramadan.
Baca juga: Hasil Ungkap Narkoba, Okerbaya dan Miras Dibeber Polres Probolinggo
Para penduduk Pulau Gili Ketapang ramai-ramai menaiki kapal, kemudian turun di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, dan menuju pusat perbelanjaan.
Dalam Tradisi Pettolekoran ini, hampir setengah penduduk Pulau Gili Ketapang berada di Kota Probolinggo meninggalkan tempat tinggalnya selama 12 jam. Setiap kapal biasanya dalam sekali menyeberang akan membawa 40 warga.
Meski sedang berpuasa, tapi tidak menjadi kendala bagi warga Pulau Gili Ketapang. Mereka tetap bersemangat memeriahkan tradisi ini untuk berburu makanan, pakaian dan lain-lainnya Unyuk dihidangkan maupun dipakai saat Lebaran Idul Fitri nanti.
Baca juga: Bandit Pencuri Motor di Parkiran Minimarket Probolinggo Disergap
Warga Pulau Gili Ketapang saat berada di pusat perbelanjaan di Kota Probolinggo (Foto: Fades/mili.id)
"Warga Pulau Gili Ketapang di hari 27 ramadan atau Pettolekoran itu memang sudah jadi tradisi ke kota untuk ngabuburit, sambil belanja buat lebaran. Hampir 70 persen warga Gili Ketapang ada yang belanja dan ada yang jalan-jalan, memang sebuah tradisi," ungkap Anisa, salah satu warga.
Sementara Koordinator Penyeberangan Tradisional, Suryono mengatakan, momentum Pettolekoran kali ini ada kenaikan penumpang hingga 100 persen.
Baca juga: Peringati Harjakapro Ke-279, Bupati Probolinggo Gelar Sedekah Bumi
Bahkan, kapal penumpang tiba sudah sejak pukul 10.00 WIB, dan diperkirakan ada 1.000 hingga 1.500 warga Pulau Gili Ketapang.
"Tradisinya mulai luntur, karena ada yang belanja online. Jadi sudah ada yang belanja. Kalau tahun dulu ramai sekali, sekitar 50 kapal, tapi yang operasi 40 kapal," ujar Suryono.
Editor : Narendra Bakrie