Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am/Foto dok pribadi
Mili.id - Kasuwanto atau Pria yang akrab disapa Cak Lupus Arboyo ini meninggal di RS Haji, Sukolilo Surabaya karena komplikasi.
Cak Lupus dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Keputih, Surabaya.
Baca juga: Sederet Cara Unesa Melestasikan Seni-Budaya Jawa di Tanah Air dan Luar Negeri
Sosok Cak Lupus, menginspirasi Ketua DPC Badan Kebudayaan Nasional BKN PDIP Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am. Ia mengatakan, sosok Cak Lupus Arboyo merupakan seniman yang sangat luar biasa.
"Karena semasa hidupnya, Cak Lupus selalu mendedikasikan dirinya untuk merawat kesenian dan kebudayaan asli kota surabaya," terangnya, saat dikonfirmasi melalui telepon, beberapa waktu lalu.
Menurut Abdul Ghoni, apa yang dilakukan Cak Lupus bersama sang istri beserta 40 anggota Ludruk Arboyo, merupakan salah satu cara untuk berkreasi, menghibur masyarakat Surabaya. Sekaligus mencoba peruntungan dari hasil karyanya, yang telah digeluti sejak tahun 1982.
"Sosok legendaris Cak Lupus, terus berusaha optimis dan menguatkan anggotanya di tengah situasi tak menentu pandemi Covid-19 ini. Melalui konten di media sosialnya, juga sebagai cara untuk mendorong anggotanya agar tetap berkarya," jelasnya.
Baca juga: Dedengkot Sablon Banyuwangi Banting Setir Olah Kardus Jadi Kotak Hantaran Lamaran
Lanjut Ghoni, pada momentum Peresmian Alun-alun Surabaya oleh Wali Kota Surabaya periode sebelumnya, Tri Rismaharini. Seolah menjadi titik terang, dan berakhirnya dahaga pada geliat kesenian di Kota Surabaya.
"Pasalnya detak nadi dunia seni Surabaya, sempat vakum cukup lama, lantaran munculnya pandemi Covid-19. Sehingga mengganggu agenda pertunjukan kesenian yang sudah terjadwal," ungkapnya.
Pada waktu itu, kata Ghoni, kelegaan Kuswanto, sangat terpancar pada peresmian Alun-alun Surabaya tersebut. Dikarenakan banyak seniman di Kota Surabaya yang menantikan, wadah pelaku seni untuk mencurahkan ekspresi dan kreatifitas.
Baca juga: UNESCO Resmi Tetapkan Reog Ponorogo Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Ghoni, yang juga Anggota DPRD Kota Surabaya ini berharap, agar kesenian dan kebudayaan Ludruk yang menjadi khas Budaya Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya, bisa berkiprah di Kancah Internasional. "Dan kesenian Ludruk akan semakin mendunia di kancah seni panggung internasional," harapnya.
Ia juga berharap, akan pembibitan kesenian dan kebudayaan Ludruk di Kota Surabaya, bisa didorong dan dipopulerkan.
"Terpenting, seni ludruk jangan sampai hilang peminatnya, kita harus mencontoh Cak Lupus, untuk bisa Go Internasional," pungkasnya
Editor : Redaksi