Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mencanting Batik Ulur Wiji di rumah produksi eco-fashion Dusun Pandantoyo, Desa Pandankrajan, Kecamatan Kemlagi (Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Mojokerto)
Mojokerto - Bumi Majapahit tak hanya terkenal dengan tempat wisata alam maupun candi. Namun kini juga hadir batik Ulur Wiji asal Dusun Pandantoyo, Desa Pandankrajan, Kecamatan Kemlagi.
Batik canting ini diprakarsai Nasta Rofika. Batik diolah menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan, sehingga batik tulis ini memiliki daya tarik tersendiri di dunia fashion.
Baca juga: Karaoke Buka saat Ramadan, 30 LC Terjaring Satpol PP di Mojokerto
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengajak seluruh warga di wilayahnya memviralkan Batik Ulur Wiji. Ajakan tersebut digaungkan Ikfina ketika mengunjungi rumah produksi eco-fashion batik ini.
Di sana, Ikfina juga berkesempatan mencoba mencanting batik.
"Ayo siapa lagi kalau bukan kita yang akan besarkan, mengenalkan dan mencintai produk-produk saudara kita sendiri. Ayo kita belanja dan pakai batik Ulur Wiji Desa Pandankrajan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto," ajaknya.
Batik Ulur Wiji Mojokerto
Batik Ulur Wiji menghadirkan berbagai ragam motif yang terukir, tapi tidak terlalu ketat.
Hak itu membuat batik ini tak hanya bisa dipakai untuk acara formal, tapi juga cocok digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Bupati dan Wabup Mojokerto Tinjau Jembatan Ambrol, Ini Janji Keduanya
Ikfina menilai bahwa batik Ulur Wiji memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu kaum milenial.
"Ini keren sekali dan kekinian. Jadi bagi yang suka motif-motif kontemporer. Orang-orang yang dinamis dan yang kekinian ini sangat cocok sekali," jelas dia.
Ikfina menuturkan bahwa batik ini diproduksi mengunakan pewarna alami, sehingga batik Ulur Wiji ikut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan.
"Ini merupakan suatu prospek yang sangat bagus sekali karena memakai pewarna alam. Jadi istilahnya aman untuk lingkungan dan kesehatan para pekerjanya," bebernya.
Baca juga: Hasil Operasi Pekat di Mojokerto, Ungkap Bahan Peledak hingga Premanisme
Tentunya dengan berbagai keunikan dan pemilihan bahan yang tepat, sambung Ikfina, batik Ulur Wiji sangat cocok digunakan di daerah iklim tropis.
Selain digandrungi para kaum milenial, Batik Ulur Wiji juga telah menembus pasar mancanegara seperti Kanada, Jepang dan Singapura.
"Ini ringan, cocok untuk daerah yang panas. Jadi ini nggak gerah begitu," pungkasnya.
Editor : Narendra Bakrie