Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (Foto: Humas Dindik Jatim for mili.id)
Surabaya, mili.id - Gubernur Khofifah Indar Parawansa menceritakan murid kelas 10 asal Jawa Timur direkrut perusahaan kosmetik di Malaysia.
Perekrutan itu berdasarkan catatan murid yang telah menyelesaikan proses belajar mengajar disekolah.
Baca juga: Polda Jatim Gulung 2.307 Tersangka Premanisme: Debt Collector hingga Gengster
Cerita itu disampaikan Khofifah di hadapan 120 guru SMK dalam forum Peningkatan Kompetensi Guru SMK, sebagai penyemangat agar para guru di Jawa Timur untuk terus menjaga produktivitas melalui berbagai program inovatif dan kreatif, di tengah tantangan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA) yang semakin dinamis.
"Di tengah kebutuhan DUDIKA yang semakin dinamis, tantangan perkembangan teknologi yang begitu cepat kita ingin guru-guru kita tetap terpacu untuk produktif. Bagaimana sekolah menjaga produktivitas melalui program-program inovatif dan kreatif, ini harus dimiliki guru," terang Khofifah, Selasa (22/4/2025).
Dalam menyiapkan hal tersebut, lanjut Khofifah, peningkatan kompetensi guru yang digelar Dindik Jatim itu menghadirkan berbagai pemateri yang expert di bidangnya.
Misalnya dari Pusat Inovasi, kemudian Unesa terutama terkait paparan produktivitas inovasi. Selanjutnya sharing best practice Teaching Factory oleh kepala SMK yang sukses pelaksanaannya.
"Saat ini PR (pekerjaan rumah) besar SMK adalah membangun ekosistem dengan program akselerasi untuk melihat dinamika dan peluang DUDIKA. Baik keterserapan kebutuhan kerja di tingkat lokal, regional, nasional maupun global," terangnya.
Peningkatan Kompetensi Guru SMK di Jatim
Contoh lain, lanjut Khofifah, di tingkat lokal. Di Ponorogo sebuah desa beternak dan menumpuk kotoran binatang. Kotoran tersebut kemudian diolah oleh para murid SMK untuk dijadikan pupuk organik.
"Pupuk organik olahan anak-anak SMK iki juga diminati daerah lain. Juga didistribusikan ke gapoktan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Selain itu mereka mengedukasi gapoktan dengan memanfaatkan alat yang dimiliki di bengkel SMK dalam membuat produk pupuk organik," papar dia.
"Nah, ini bagaimana ketika limbah dari kotoran hewan yang menjadi masalah di daerah tersebut diubah dan diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dengan menghasilkan berkah dan rejeki bagi anak-anak juga," imbuh Khofifah.
Baca juga: Gubernur Jatim Resmikan Topping Off Gedung Gus Dur RSU Muslimat NU Ponorogo
Dengan produktivitas ini, akan terlihat peran guru yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga dapat diaplikasikan di kehidupan bermasyarakat.
Khofifah juga menyinggung kemungkinan SMK menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Menurutnya, SMK memiliki peluang besar untuk menjadi BLUD dengan berbagai kompetensi yang dimiliki murid-muridnya.
Selain itu, adanya Teaching Factory (TeFa) yang dimiliki SMK didesain agar murid belajar sesuai dengan kurikulum industri juga disiapkan untuk kebutuhan keterserapan DUDIKA.
"Sering kali saya bertanya untuk memberikan kesempatan bagi SMK menjadi BLUD. Karena melihat kompetensi anak-anak ini luar biasa. Di Situbondo, murid buat cover seat untuk motor dan mobil. Ini kan ada peluang untuk jadi BLUD. Dengan BLUD mereka akan lebih bersemangat meningkatkan kualitasnya, karena mengelola dana hasil kompetensi mereka sendiri," beber Khofifah.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur (Kadindik Jatim), Aries Agung Paewai mengaku, meski ada efisiensi anggaran, pihaknya akan terus meningkatkan kompetensi guru.
Baca juga: Hari Raya Waisak 2025, 24 Narapidana di Jatim Terima Remisi Khusus
Sebab, di era teknologi 5.0 ini peningkatakan kompetensi menjadi hal dasar dan bagian penting untuk menunjang proses pembelajaran murid.
"Hingga saat ini kami Dinas Pendidikan Jawa Timur tidak terganggu dengan adanya efisiensi. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk terus membantu guru-guru kita meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan yang kita gelar," jelasnya.
Di tengah efisiensi anggaran ini, lanjut Aries, pola pelatihan daring dan tatap muka dilakukan. Di mana, untuk pelatihan tatap muka bisa digelar dalam dua hari. Sementara pelatihan daring melalui zoom bisa dilakukan selama satu hari.
"Meskipun daring kita tidak ingin esensi dari pelatihan hilang. Kita hadirkan pemateri yang expert di bidangnya membahas tantangan guru di tengah perkembangan zaman yang dinamis dan kompleks, bagaimana menjadi guru inovatif dan kreatif ini kita bahas dalam peningkatan kompetensi, termasuk menyiapkan lulusan unggul dan berkualitas," pungkasnya.
Editor : Narendra Bakrie