Kuliah Tamu IKBIS Surabaya
Mili.id – Pada Senin 13 Juni 2022, Fakultas Bisnis Institute Kesehatan dan Bisnis (IKBIS) mengadakan Kuliah Tamu Kewirausahaan. Acara berlangsung secara daring, diawali dengan penjelasan secara makro oleh Dr. Mohammad Wasil mengenai isu yang berkembang di lingkungan perguruan tinggi, diantaranya tingginya angka pengangguran yang berasal dari perguruan tinggi.
Dalam penjelasannya, Mohammad Wasil memaparkan bahwa penggangguran terbuka tahun 2021 di Indonesia mencapai 8,7 juta jiwa. Angka tersebut naik 26 persen dari tahun sebelumnya, dimana 11,24 persen berasal dari lulusan Perguruan Tinggi. Kondisi pandemi memiliki dampak domino terhadap peningkatan jumlah pengangguran terbuka, pengurangan jam kerja dan peningkatan jumlah pencari kerja.
Baca juga: IKBIS Bekerjasama BNSP Gelar Uji Sertifikasi Kompetensi untuk Puluhan Mahasiswa
Hal itu bukan serta merta karena angka lulusan meningkat, jumlah pencari lebih tinggi dari lowongan pekerjaan. Namun ada hal lain, yakni tidak sesuainya antara spesifikasi lowongan pekerjaan dan kapasitas lulusan yang belum siap bekerja.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mengadakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selain MBKM, Pemerintah juga memberikan pendanaan PK. Begitu juga dengan IKBIS mendukung mahasiswa untuk melakukan penelitian di bidang Kewirausahaan agar setelah lulus memiliki opsi alternatif jika tidak ingin menjadi PNS, Pegawai Swasta masih ada pilihan untuk berwirausaha.
“Materi kuliah kewirausahaan diharapkan memberikan perubahan secara kognitif dan afektif, sementara secara Psikomotorik dapat dipraktekkan saat ikut PKM maupun KKM yang diselenggarakan oleh Lembaga,” jelasnya.
Dalam Kuliah Tamu Kewirausahaan tersebut, Praktisi yang dihadirkan adalah Harisuddin. Harisuddin merupakan praktisi usaha (CEO Founder Harvest Day Farm) yang sekaligus mahasiswa (Aktivis BEM).
Praktisi yang dipilih merupakan usulan dari mahasiswa yang disepakati bersama dengan syarat berikut :
1. Sudah menjalankan bisnisnya lebih dari 2 tahun
2. Usahanya mudah dicari secara daring (ada di media sosialnya). Tampilan usaha di webnya menunjukkan bidang usaha yang ditekuninya yaitu pertanian. Secara filosofis, Haris menjelaskan akan minatnya terhadap pertanian. Mulai dari memilih kuliah jurusan pertanian, menulis PKM bidang pertanian, International farmer youth exchange di korea selatan bidang yang sama.
Haris menjelaskan bahwa memulai usaha di awal tidak menggunakan modal. Yang dimaksudkan bukanlah modal uang tapi lebih kepada modal kreatifitas dengan menggunakan aplikasi yang sedang viral. Mengunggah materi tentang pertanian setiap hari sampai beberapa bulan, berkat konsistensinya kemudian dibaca oleh aplikasi tersebut sehingga memiliki banyak pengikut. Seiring berjalannya waktu pengikutnya hingga ribuan dan muncul permintaan untuk ada kelas sharing session yang berbayar. Dari pendapatan itulah kemudian diputar untuk membuat web, membangun jaringan yang lebih luas. Yang tadinya memberikan edukasi gratis, kemudian menjadi berbayar, distributor bibit, dan sekaligus menjual hasil panen.
Antusiasme Mahasiswa Fakultas Bisnis (FB) berbeda dengan antusiasme mahasiswa Fakultas Kesehatan (FK) dalam memberikan pertanyaan. Jika mahasiswa FB lebih menyoroti soal tanaman hidroponik yang dapat dibudidayakan di rumah yang paling efisien secara biaya dan perawatan, sementara mahasiswa FK menyoroti nilai gizi yang dapat diperoleh dari kandungan buah.
Katakanlah buah pisang. Ternyata tampilan buah pisang yang mulus tidak selalu mencerminkan kandungan gizi yang baik pula, malah dapat terjadi kasus sebaliknya. Interaksi selama kegiatan berlangsung memberikan pengalaman baru, pengetahuan yang akan memperluas ruang kolaborasi mahasiswa. (*)
Editor : Redaksi