Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Resensi Buku Biografi K. H Ahmad Dahlan

Resensi Buku Biografi K. H Ahmad Dahlan © mili.id

Mili.id - KH Ahmad Dahlan adalah salah satu anak keempat dari tujuh bersaudara dan putra dari K. Abubakr bin Kiai Sulaiman dan Siti Amina bin Almarhum K.H. Ayahnya, Ibrahim, adalah seorang khatib tetap di Masjid Jame Yogyakarta. Dia sekarang adalah putri dari Pengur Agung Yogyakarta. KH Ahmad Dahlan lahir pada tahun 1869 di kota Kawman, Yogyakarta. Sebelum menerima gelar dan  nama K. Ahmed Dalan, nama yang diberikan oleh orang tuanya, Muhammad Darvis. Nama K.H. Ahmed Dalan menerimanya dari keluarga Kiai setelah beliau menunaikan  haji ke Mekkah.

Dalam buku ini, kepribadian dan perjuangan K.  Ahmad Dahlan yang dianggap sebagai pembaharu pada masanya. Ia melakukan perubahan dalam aspek pendidikan di pendidikan umum dan pendidikan di pondok pesantren. Dalam buku ini diceritakan bagaimana ia mencoba mengganti pesona "takhayul",  ritual penyembahan berhala dalam pendidikan dengan pengetahuan ilmiah masyarakat. Pada masa penjajahan Belanda, beliau aktif mempromosikan ide-idenya, berpartisipasi dalam penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-17 di Yogyakarta, dan membahas seruan Muhammadiyah di Bandung. Buku ini juga  tentang kehidupan K.  Ahmad Dallan. Ia mulai mencoba berakting, berdakwah, membangun sarang di rumahnya dan berbicara tentang sisi lain dirinya yang menarik  yang tidak diketahui publik.

Ada banyak hal yang harus diikuti oleh siluet Kiai Haji Ahmad Dahlan. Kehidupannya yang sangat sederhana, kesaktiannya dalam memodernisasi sistem pendidikan di Indonesia dan karyanya untuk kemajuan perempuan harus menjadi contoh bagi generasi muda. Pembangunan bangsa, khususnya kemerdekaan ini, bukanlah monopoli laki-laki. Tapi para perempuan juga  juga ikut, terbukti bahwa sampai sekarang perempuan bisa duduk sejajar  dengan laki-laki. Inilah salah satu prestasi Khochi Ahmad Dahlan.

Modernisasi pendidikan yang kita nikmati saat ini tidak lepas dari pelayanan Kyai Ahmad Dahlan. Penggunaan perangkat modern yang canggih bukanlah sesuatu yang harus dihindari dan dihindari. Kiai Haji Ahmed Dahlan mencontohkan bahwa manusia harus menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memahami dunia dan maknanya. Oleh karena itu, semua lapisan bangsa harus berusaha untuk meningkatkan pengetahuan mereka untuk kepentingan Indonesia  kita tercinta.

Pembaharuan yang dilakukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap keterbelakangan umat Islam. Menurutnya lembaga pendidikan Islam harus diperbaharui dengan metode dan sistem pendidikan yang lebih baik. Model pembelajaran sorogan dan bandongan yang selama ini diterapkan di pesantren perlu diganti dengan model pembelajaran klasikal, sehingga sasaran dan tujuan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan terukur. Kyai Haji Ahmad Dahlan menjadikan al Quran dan al Hadist sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan baik secara vertikal maupun horizontal bisa terkonsep secara ideal. Menurutnya tujuan dari pendidikan adalah pembentukan ahlak, sehingga lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan ulama dan cendekiawan yang bertaqwa terhadap tuhan dan berguna bagi masyarakat.

Kyai Haji Ahmed Dahlan memadukan aspek  dari model pendidikan pesantren dengan model dari pendidikan barat yang diterapkan dalam pendidikan Islam. Acara yang pendidikan diadakan di dalam kelas, dan mata pelajaran tidak hanya dibekali dengan ilmu agama, tetapi juga dengan materi ilmu pengetahuan umum. Inisiatif Kyai Haji Ahmed Dahlan ini merupakan semacam pembaharuan dalam pendidikan Islam, yang selama ini hanya mengajarkan ilmu agama dan tidak menggunakan sistem kelas.

Kyai Haji Ahmad Dahlan mampu melaksanakan reformasi di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama. Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan mulai memahami seberapa pentingnya perubahan untuk membuat hidup mereka lebih baik dan lebih bermartabat. Kebiasaan lama yang menghambat kemajuan adalah ditinggalkan dan diganti dengan ide-ide baru Kai Haji Ahmad Dhalan yang mengarah pada kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: Momentum 10 November, Bamusi Surabaya Napak Tilas Perjuangan KH Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan mempunyai pemikiran yang menjadikan bidang lahan garapan yang mendasi cita-cita beliau yang mempunyai keinginan untuk menolong orang-orang yang lemah sehingga mampu berorientasi secara langsung dengan semua masyarakat dan mempunyai suatu keinginan untuk memberi sebuah pelayanan kepada masyrakat dalam segala aspek bidang terutama dalam bidang pendidikan, bidang social dan bidang keagamaan.

Keberhasilan Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat tidak lepas dari keteladanan sikap dan tindakannya. Orang menilai ucapan dan perbuatan Khyay Haji Ahmad Dhalan selalu selaras, logis dan masuk akal sehingga tidak ada alasan untuk menyangkal pendapatnya. Dengan dukungan dari banyak masyarakat luas ini, ide-ide Kyai Haji Ahmad Dahlan terus berkembang dan menyebar ke setiap pelosok nusantara. Pada tanggal 18 November 1912, Kyai Haji Ahmad Dahlan berusaha memperluas jangkauan dakwahnya dengan mendirikan Perhimpunan Muhammadiyah. Masyarakat mendukung berdirinya paguyuban karena kegiatan paguyuban berkaitan langsung  dengan kehidupan masyarakat.

KH Ahmad Dahlan berkisar pada penekanan  praktik Islam tradisional sebagai kritik terhadap Islam tradisional (Takrid). Penulis buku ini, dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan fasih tetapi tidak terlalu sulit untuk dipahami, K. H Ahmad Dhalan melabuhkan Muhammadiyah dalam konteks Indonesia. Buku ini juga mengulas pemikirannya tentang pembaruan Islam, kerukunan umat beragama, nasionalisme, gerakan ilmiah, kesetaraan gender, dan filsafat pendidikan di Indonesia.

Oleh: Zahroh Hurri Afwa Amalia, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Surabaya

Editor : Redaksi



Berita Terkait