Ilustrasi
Jakarta, mili.id - Tepat pada 27 April 2003 atau 22 tahun silam, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang di teror bom. Ledakan yang menewaskan belasan orang ini terjadi tepat di Terminal 2F.
Bom yang meledak di Bandara Soekarno-Hatta mengandung trinitrotoluene (TNT) ini diduga kuat dipasang dua orang di bawah bangku kios makanan dan minuman.
Baca juga: Verifikasi dan Validasi Pengambilan PIN SPMB 2025 Tetap Buka Meski Libur Panjang
Meski tergolong berdaya ledak rendah, namun bom tersebut mampu membuat kaca tempered setebal 10 sentimeter, kaca plafon, fan kaca pembatas Skycafe setebal 10 sentimeter pecah berantakan.
Sebelum Bom Meledak
Menurut keterangan sejumlah saksi yang dihimpun dari berbagai sumber, lampu di kawasan bandara sempat padam beberapa saat sebelum ledakan. Ketika lampu kembali menyala, ledakan yang memekakkan telinga kemudian terjadi.
Tak berselang lama, kepulan asap putih tebal langsung keluar dari sekitar kios makanan dan minuman, serta disusul teriakan para korban yang menderita luka-luka akibat ledakan tersebut.
Beberapa saat setelah ledakan terjadi, polisi kemudian menutup area publik sepanjang 25 meter antara pintu masuk 3EF dan pintu masuk 4FE. Kemudian Tim Gegana melakukan sterilisasi.
Belasan Orang Tewas dan Luka-luka
Baca juga: Sapi Kurban 'Ngadem' dalam Kolam di Surabaya, Endingnya Malah Terjebak
Tercatat ada 11 orng yang tewas atas insiden ini, sementara korban yang menderita luka-luka juga ada 11 orang dengan rincian 2 korban luka berat dan sisanya luka sedang hingga ringan.
Mayoritas orang yang menjadi korban saat itu posisinya berada di sekitar bangku yang dibawahnya dipasang bom, di antara pintu masuk restoran cepat saji KFC dan Skycafe.
GAM Dituding Sebagai Otak Pengeboman
Analisis awal kepolisian kala itu terdapat tiga kelompok yang diduga melakukan peledakan bom di Bandara Soekarno-Hatta. Salah satu kelompok yang dicurigai, yakni Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meski hal itu langsung dibantah oleh pihak GAM.
Baca juga: Pengambilan PIN SPMB SMA/SMK 2025, Casis Wajib ke Sekolah Terdekat untuk Verifikasi
Tudingan itu bukan tanpa dasar. Informasi yang diterima polisi mengindikasikan ada rombongan GAM yang akan berangkat ke Jenewa, Swiss, dan menginap di Hotel Quality yang berada di bandara, beberapa hari sebelum bom meledak.
Keterangan saksi menyebut, rombongan ini dipimpin Sofyan Ibrahim Tiba, salah seorang negosiator GAM dalam perundingan perdamaian. Saksi juga menuturkan, dua orang yang ciri-cirinya mirip dengan sketsa wajah polisi, sempat masuk ke kamar nomor 42 yang dihuni rombongan tersebut.
Yakni orang dengan ciri masing-masing mengenakan topi pet dan kopiah. Orang tersebut yang saat itu dicurigai sebagai peletak bom di bawah bangku dekat kedai di Bandara Soekarno-Hatta.
Editor : Aris S