Reog Ponorogo yang dibawakan oleh seniman Reog dari Ponorogo tampil di markas besar UNESCO pada 14 Oktober 2025, saat pelaksanaan sidang Executive Board UNESCO.
Jakarta,mili.id–Pada peringatan World Cities Day 2025, Indonesia kembali mencatat prestasi di panggung global. Dua kota di Jawa Timur — Ponorogo dan Malang — resmi ditetapkan oleh UNESCO sebagai anggota baru UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Penetapan ini diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, bersama 56 kota lainnya dari berbagai negara.
Ponorogo terpilih dalam kategori Crafts and Folk Art (Kriya dan Seni Rakyat), sementara Malang masuk dalam kategori Media Arts (Seni Media). Dengan bergabungnya dua kota ini, Indonesia kini memiliki tujuh kota kreatif UNESCO, melengkapi jajaran sebelumnya: Pekalongan, Bandung, Ambon, Jakarta, dan Surakarta.
Baca juga: Pedang Pora dan Reog Ponorogo Sambut Kedatangan Kapolda Jatim yang Baru
“Penambahan Ponorogo dan Malang menegaskan bahwa ekosistem kreatif Indonesia tumbuh tidak hanya di kota metropolitan, tetapi juga di kawasan yang kuat akar budayanya dan dinamis inovasi digitalnya,” ujar Satrya Wibawa, Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di Paris, Jumat(31/10/2025).
Ia menegaskan bahwa status kota kreatif bukanlah sekadar gelar, tetapi mandat kerja sama internasional yang harus ditindaklanjuti melalui program, festival, riset, dan jejaring kreatif.
Reog dan Ekosistem Kreatif Digital Jadi Andalan
Penetapan Ponorogo sebagai Kota Kreatif di bidang Kriya dan Seni Rakyat menegaskan posisi Reog sebagai warisan budaya dunia yang hidup dan berkembang. Tradisi Reog, bersama kerajinan pendukung dan pelaku seni lokalnya, menjadi representasi kekuatan budaya daerah yang mendorong pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal.
Sementara itu, Malang diakui karena kemajuan pesatnya dalam bidang Media Arts, mencakup gim, animasi, digital storytelling, serta komunitas makerspace dan startup kreatif yang kuat. Dukungan universitas dan anak muda kreatif menjadikan Malang sebagai salah satu pusat inovasi digital di Asia Tenggara.
Baca juga: UNESCO Resmi Tetapkan Reog Ponorogo Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Dengan status ini, Malang berpeluang berkolaborasi dengan kota-kota kreatif dunia lain seperti Changsha dan Gwangju, serta memperluas jejaring creative content lintas negara berbasis kekayaan budaya lokal Indonesia.
Indonesia, Portofolio Kreatif Terlengkap di Asia
Sebelum 2025, Indonesia telah memiliki lima kota kreatif UNESCO: Pekalongan (Crafts and Folk Art, 2014), Bandung (Design, 2015), Ambon (Music, 2019), Jakarta (Literature, 2021), dan Surakarta (Crafts and Folk Art, 2023). Kini, dengan bergabungnya Ponorogo dan Malang, Indonesia menjadi salah satu negara dengan portofolio kota kreatif paling beragam di Asia, mencakup kriya, seni rakyat, desain, musik, sastra, dan media arts.
Tahun ini, UNESCO menambahkan 58 kota baru ke dalam jaringan UCCN, sehingga total anggota mencapai 408 kota dari lebih 100 negara. Menariknya, 2025 juga menjadi tahun pertama UCCN memperkenalkan bidang baru, yakni Arsitektur, sebagai refleksi atas dinamika pembangunan perkotaan dunia yang terus berkembang.
Baca juga: Diperingati Setiap 16 November, Begini Sejarah Hari Angklung Sedunia
Satrya menegaskan bahwa langkah selanjutnya adalah memastikan kedua kota baru segera menjalankan rencana aksi empat tahun sebagaimana pedoman UCCN. “Kami berharap Ponorogo dan Malang segera berkoordinasi dengan kementerian dan kota-kota kreatif lainnya agar terbentuk Cluster Indonesia Creative Cities di UNESCO,” ujarnya.
Dengan pengakuan ini, Ponorogo dan Malang tidak hanya menambah kebanggaan nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu poros kreativitas dunia — tempat budaya tradisi dan inovasi digital bertemu untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Editor : Muhammad
