Selamat datang di mili.id - platform berita terpercaya untuk Anda. Dapatkan informasi terkini dari berbagai kategori, mulai berita nasional hingga internasional.

Ataturk Jadi Kontroversi, Pengamat: Banyak Netizen Tidak Paham Literasi

Ataturk Jadi Kontroversi, Pengamat: Banyak Netizen Tidak Paham Literasi © mili.id

Mustafa Kemal Ataturk/net

Mili.id - Mustafa Kemal Ataturk yang diusulkan menjadi nama jalan di Jakarta menjadi sorotan publik, utamanya pro kontra Netizen di media sosial. Menurut Pengamat Pergerakan Kebangsaan Indonesia Bagus Haryono Kohar, Ataturk yang jasadnya digambarkan ditolak bumi, dilaknat Allah dan penghancur Islam, menunjukkan bahwa Netizen tersebut masih rendah literasi dan termakan isu hoax. 

 

Baca juga: Klaim Skincare Mengandung Tomat Putih, dr Richard Lee jadi Sasaran Kritik Netizen

"Seperti biasa netizen Indonesia ini  pede berkomen dengan menghujat keinginan itu dengan dilamatkan kepada pemerintah RI sendiri, yang dianggap sebagai pengusul, padahal pengusulnya adalah pihak pemerintah Turki di bawah Erdogan yang kerap dicitrakan di Indonesia sebagai pembela politik Islam melawan sekulerisasi si Ataturk sendiri." kata Dosen Filsafat Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (UNITOMO) Surabaya ini, kepada Mili.id. Selasa (19/10).

 

Hoax tentang Ataturk lanjut dia, berseliweran mulai dari peninggalan konflik Turki-Arab sejak perang dunia I serta phobianya kerajaan-kerajaan Arab di tahun 1920 an atas modernisasi Ataturk. Kemudian, berita miring tentang Ataturk pun sampai ke Indonesia dan Negara Asia Selatan. 

 

"Sesuatu yang justru melukai perasaan warga muslim Turki, yang garis politik manapun, dari sekularisme Tansu Ciller sampai Islamis Erdogan, tetap menjunjung Mustafa Kemal Ataturk." tambah dia. 

 

Salah satu peristiwa yang mengganggu akal sehat netizen Islamis Indonesia, lanjut dia, ketika Erdogan mengubah Museum Hagia Sophia menjadi masjid, maka terang dia, Yunani marah dan mengancam akan menjadikan rumah kelahiran Mustafa Kemal di Yunani sebagai Museum Genosida atas kejahatan Mustafa Kemal dalam membunuh warga Kristen (yang dianggap Yunani) pada taun 1920 an dalam perang kemerdekaan Turki. 

 

Baca juga: Akun IG Golkar Surabaya Diserbu Warganet, Ini yang Disampaikan

"Tentu saja, tindakan Yunani dan Turki yang membingungkan bukan? Jadi disini terlihat pemerintah Yunani yang “Kristen: sejalan dengan netizen Islamis Indonesia yang sama-sama tidak suka Mustafa Kemal." papar dia. 

 

Ketidaktahuan sebagian warga Indonesia atas kebanggan warga Turki terhadap Ataturk, kata dia merupakan bukti nyata kegagalan pengajaran di masa lampau yang kita panen sekarang. "Derasnya arus informasi yang kontennya mudah dibuat siapa saja, tanpa pendalaman ilmu akan semakin membuncah sebagai konsekuensi dunia, yang merupakan pasar bebas informasi. "tegasnya. 

 

Dari sudut pandang nya, pencetusan nama Ataturk sebagai nama jalan di Jakarta, agar lebih dikenal luas di kalangan warga muslim di dunia. Ataturk yang di beberapa kasus ingin menciptakan kesan pembela Islam, ingin memberikan alternatif atas dominasi keislaman Saudi yang terbukti di medan panas Libya, antara proxy Turki-Qatar melawan proxy Saudi yang memberi fatwa jihad untuk salafi Rabi Al Madkhali.

Baca juga: Pertemuan Bilateral dengan Sejumlah Negara, Ini yang Dibahas Jokowi

 

Dengan demikian, ungkap dia bisa dipahami jika Turki merasa terganggu, karena juga secara ideologis, pemikiran IM (asal ideology Erdogan) dengan pemerintah Saudi yang tidak mesra termasuk kasus Khassogi, dan imbasnya ke Indonesia (Saudinesia vs Turkinesia). 

 

"Perluasan misionaris Saudi ke wilayah eks Usmani di Eropa yang coba dirintis kembali oleh Turki seperti  Albania , Bosnia, dan Bulgaria juga mendapat saingan, yang tentu saja bukan masalah agama, tetapi persoalan legitimasi hegemoni dan ekonomi." demikian Bagus Haryono Kohar. 

 

Editor : Redaksi



Berita Terkait