Dua tim asal SMAN 10 Surabaya diberangkatkan mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah tingkat dunia (Foto: Rachmad FT/mili.id)
Surabaya - 15 siswa dalam dua tim asal SMAN 10 Surabaya dan siswa dari Papua Barat diberangkatkan mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah tingkat dunia.
Mereka akan bertandang ke Korea Selatan (Korsel) untuk mengikuti ajang yang bertajuk World Invention Creativity Olympic and Conference (WICO) pada 28-29 Juli 2023.
Baca juga: Ketua Ormas di Surabaya Ternyata Cabuli Anak Tirinya, Begini Modusnya
Prosesi pemberangkatan tersebut dilakukan Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Jatim, Aries Agung Paewai didampingi Kepala Sekolah SMAN 10 Surabaya, Budi Santo pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Senin (17/7/2023).
Kadindik Jatim, Aries Agung Paewai dalam sambutannya menuturkan bahwa banyak sekolah ambil bagian ikuti ajang kompetisi international lewat karya ilmiah siswanya. Hal itu pula juga didukung dengan semangat siswa dalam mengikuti kompetisi.
"Dana dan biaya itu (untuk kompetisi international) tidak dimiliki Dindik Jatim. Tapi saya melihat inisiatif sekolah melalui kepala sekolah dalam mencari sponsor dan dana yang tidak terikat," terang Aries.
"Bahkan mereka ada yang membiayai dirinya. Ini dilakukan siswa karena ingin membawa nama baik sekolah, dan mengukir prestasi. Maka saya yakin jika ini dilakukan, kami (Dindik) ingin memberikan kontribusi nyata," tambahnya.
Kontribusi yang dimaksud adalah berupa penghargaan dan apresiasi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa atau dalam bentuk penghargaan lain bisa berupa bebas masuk perguruan tinggi karena prestasi yang diukir.
"Mudah-mudahan sekolah lain melakukan hal yang sama. Tidak memaksakkan tapi turut mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan," jelas dia.
Sementara Kepala SMAN 10 Surabaya, Budi Santoso mengatakan, seremonial pemberangkatan tim tersebut bersamaan dengan MPLS hari pertama. Hal ini agar memberikan semangat kepada para peserta didik baru.
"Bahwa ini merupakan momen yang tepat. Di sisi sekolah kita dikunjungi kepala dinas pendidikan. Juga agar memberikan contoh kepada para murid baru supaya mereka juga meniru presentasi yang dilakukan kakak kelasnya ini," ujar Budi.
Budi menjelaskan, tim didikannya itu membawakan dua karya inovasi. Yakni pada bidang innovatif science, berupa alat inovasi yang menghasilkan probiotik, dan kedua alat yang bisa menetralisir suhu udara dari virus corona.
Baca juga: Pengurus INTI Surabaya 2024-2028 Dilantik, Dukung Indonesia Emas dari Kota Pahlawan
"Mereka membawa dua karya besar untuk dikompetisikan dan diuji oleh Guru Besar (Gubes) Korsel. Dua terobosan itu kami nilai menjadi solusi terbesar tingkat dunia dibidang innovatif science dan dan environmental science," ungkapnya.
"Kami berharapnya paling tidak membawa prestasi gold medal. Syukur-syukur dapat grand prix," imbuhnya.
Persiapan kompetisi international ini sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. Terlebih pihaknya membudayakan riset terhadap para siswa. Sehingga apabila ada perlombaan tingkat nasional maupun internasional para siswa dapat bergerak cepat projek tersebut.
"Dampak dari budaya riset yang kami terapkan, kami menduduki peringkat ke 4 penerimaan SNBP," ujar dia.
Terkait persaingan WICO di Korsel mendatang, Budi juga mengungkapkan Amerika, Eropa, China dan Jepang menjadi pesaing yang cukup kuat. Sebab mereka menawarkan inovasi dibidang robotik, elektrik bahkan biologi atau kesehatan.
"Dari negara-negara itu para siswanya sudah belajar tentang Alzhaimer dan Parkison. Tapi kita tidak gentar karena membawa inovasi dengan kearifan lokal kita. Saya harapkan probiotik ini mendapat penghargaan di tingkat dunia," tegas Budi.
Baca juga: Tangis Ibu di Surabaya saat Tahu Anaknya Tewas Tenggelam
Sedangkan Angelina Monic Prayoga, siswa kelas XII IPA SMAN 10 Surabaya yang akan berangkat ke WICO mengatakan, dalam ajang ini ia beserta timnya mengikuti kategori kompetisi innovation science.
Kompetisi penelitian tersebut berkaitan dengan fermentasi probiotik menggunakn musik gending jawa. Objeknya yakni dengan menggunakan tape yang banyak mengandung probiotik untuk meningkatkan imun tubuh.
"Pada awalnya kita lakukan penelitian percepatan fermentasi tape. Lalu kita mengambil ide inovatif lain dengan menggunakan media musik gending jawa. Hasilnya fermentasi dilakukan lebih cepat hanya 24 jam dengan jumlah bakteri lebih banyak dengan objek tape. Efektifitasnya pun membuktikkan punya efek yang besar dalam menghasilkan probiotik," pungkasnya.
Reporter: Rachmad FT
Editor : Narendra Bakrie